Jumat, 02 Desember 2016

Sosiologi Politik



MAKALAH
SOSIALISASI POLITIK
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Politik)


 
KELOMPOK 5

             Irmawati                                        : 10538299114
             Siti Miftahul Jannah                        : 10538300114
             Risma                                            : 10538298714
            Wahida Ayu Lestari                        : 10538297814
            Aprianingsih                                   : 10538299214
            Musliani                                         : 10538300414

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2016


KATA PENGANTAR

            Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, rahmat serta karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabatnya, juga seluruh pengikutnya di seluruh dunia, sejak awal kebangkitan Islam hingga hari kiamat.
            Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang sosialisasi politik secara umum.
            Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun. Semoga Allah SWT meridhoi usaha dan niat baik kita bersama dalam upaya mewujudkan mahasiswa yang cerdas dan beriman. Amin.

Makassar, Desember 2016

Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Hakikat sosialisasi politik adalah proses pembelajaran, penumbuhan, dan pewarisan nilai, keyakinan, atau prinsip yang memiliki signifikasi dengan politik dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi . Sosialisasi politik dalam beberapa hal merupakan konsep kunci sosiologi politik. Proses sosialisasi politik terjadi di dalam masyarakat dengan melibatkan peran yang disebut agen-agen sosialisasi (agents of socialization) diantaranya yaitu keluarga, teman, media massa, dan sekolah.
Dalam proses sosialisasi politik mereka juga berperan mentransimisikan nilai-nilai luhur Pancasila maupun nilai-nilai yang berkaitan dengan politik secara langsung serta berkaitan dengan persoalan sosial dan budaya dalam masyarakat. Sosialisasi politik secara khusus merupakan proses komunikasi. Proses sosialisasi politik melibatkan pihak yang menyampaikan atau mentransmisikan pesan atau nilai-nilai (komunikator), kemudian juga ada nilai-nilai yang sebagian besar adalah pesan yang disosialisasikan dan ada pihak kepada siapa nilai-nilai disampaikan (komunikan).
Michael Rush dan Philip Althloff secara efektif mengetengahkan beberapa segi penting sosialisasi politik. Pertama, sosialisasi politik secara fundamental merupakan hasil belajar dari pengalaman. Kedua, memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dalam batas-batas yang luas dan lebih khusus lagi berkenaan dengan pengetahuan atau informasi, nilai-nilai dan sikap-sikap. Ketiga, sosialisasi politik itu tidak perlu dibatasi sampai pada usia kanak-kanak dan masa remaja saja sekalipun pada usia tersebut merupakan periode-periode yang paling penting dan berarti, akan tetapi sosialiasasi itu tetap berlanjut sepanjang kehidupan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun yang akan di bahas dalam makalah ini telah dirumuskan kedalam beberapa kriteria masalah yakni :
1.      Apa itu pengertian sosialisasi ?
2.      Apa itu pengertian sosialisasi politik ?
3.      Apa saja agen sosialisasi politik ?
4.      Bagaimana mekanisme sosialisasi ?
5.      Bagaimana perkembangan sosialisasi ?

C.    Tujuan
Tujuan di susunnya makalah ini adalah sebagai bahan pembelajan sosiologi politik yang bertemakan sosialisasi politik. Disusunnya makalah ini untuk menjelaskan kepada para pembaca apa itu sosialisasi politik dan bagaimana mekanisme nya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan makalah ini juga adalah untuk memantabkan pengetahuan kita tentang pentingnya sosialisasi politik untuk membentuk jiwa partisipatif terhadap system politik, dan juga menumbuhkan jiwa patriotism, gotong royong dan bertanggungjawab kepada Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sosialisasi
Para ahli sosiologi, antropologi dan psikologi telah banyak membahas pengertian atau merumuskan batasan sosialisasi. Berikut beberapa pengertian sosialisasi yng dibuat oleh berbagai pakar :
1.      Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Horton dan Hunt (1989: 100) member batasan sosialisasi sebagai “suatu proses dengan mana seseorang menghayati (mendarahdagingkan, internalize) norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga timbullah ‘diri’ yang unik”
2.      David B. Brinkerhoff dan Lynn K. White
Brinkerhoff dan White (1989: 90) memberikan penekanan yang berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Horton dan Hunt. Bagi Brinkerhoff dan White, sosialisasi diberi pengertian sebagai “suatu proses belajar peran, status dan nilai yang diperlukan untuk keikutsertaan (partisipasi) dalam institusi sosial.
3.       James W. Vander Zanden
Zanden (1986:60) mendefinisikan sosialisasi sebagai “suatu proses interaksi sosial dengan mana orang memperoleh pengetahuan, sikap, nilai dan perilaku esensial untuk keikutsertaan (partisipasi) efektif dalam masyarakat.”
Terdapat dua hal yang penting dalam suatu proses sosialisasi, yaitu tentang proses yaitu suatu transmisi pengetahuan, sikap, nilai, norma, dan perilaku esensial. Serta tentang tujuan, yaitu sesuatu yang diperlukan agar mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat.


B.     Pengertian Sosialisasi Politik
Pengertian sosialisasi politik,secara sederhana,dapat dipahami melalui menambahkan defenisi yang tentang sosialisasi dengan politik,misalnya defenisi Brinkerhoff dan White.Bagi Brinkerhoff dan White sosialisasi diberi pengertian sebagai”suatu proses belajar peran,status,dan nilai yang diperlukan untuk keikutsertaan(partisipasi) efektif dalam institusi sosial.
Sedangkan apabila defenisi sosiologi politik di kontruksi berdasarkan kesimpulan kita tentang sosialisasi di atas,maka sosialisasi politik adalah suatu transmisi pengetahuan ,sikap,nilai,norma,dan perilaku esensial dalam kaitannya dengan politik agar mampu berpartisipasi efektif dalam kehidupan politik.
Namun untuk pemahaman yang lebih dalam ada baiknya untuk mendiskusikan beberapa pengertian ahli tentang sosialisasi politik,yaitu antara lain:
1.      M. Rush Dan P. Althoff
Dalam bukunya sosialisasi politik (2003), Rush dan Althoff memberikan batasan sosialisasi politik sebagai “suatu proses memperkenalkan system politik pada seseorang,dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reasi terhadap gerak gejala politik.

2.      A. Thio
            Dalam bukunya sociology:An Introduction,thio (1989:412) membuat batasan sosialisasi politik sebagai “proses dengan mana individu-individu memperoleh pengetahuan,kepercayaan-kepercayaan,dan sikap politik.

3.      Gabriel A. Almond
Dalam bukunya Perbandingan Sistem Politik,Muctar Mas’oed dan Collin Macandrews menyunting tulisan Dabriel A. Almond tentang “Sosialisasi,Kebudayaan,dan Partisipasi Politik”.Dalam tulisan tersebut Almond membuat batasan tentang sosialisasi politik: “sosialisasi politik adalah bagian dari proses sosialisasi yang khususmembentuk nilai-nilai politik,yang menunjukan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi dalam system politiknya.Kebanyakan anak-anak,sejak masa kanak-kanaknya,belar memahami sikap-sikap dan harapan-harapan politik yang hidup dalam masyarakatnya”.
C.     Agen Sosialisasi Politik
Dalam kegiatan sosialisasi politik dikenal yang namanya agen. Agen inilah yang melakukan kegiatan memberi pengaruh kepada individu. Rush dan Althoff menggariskan terdapatnya 5 agen sosialisasi politik yang umum diketahui, yaitu :
1.      Keluarga
Keluarga merupakan primary group dan agen sosialisasi utama yang membentuk karakter politik individu oleh sebab mereka adalah lembaga sosial yang paling dekat. Peran ayah, ibu, saudara, memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap pandangan politik satu individu. Tokoh Sukarno misalnya, memperoleh nilai-nilai penentangan terhadap Belanda melalui ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunya, yang merupakan keluarga bangsawan Bali menceritakan kepahlawanan raja-raja Bali dalam menentang Belanda di saat mereka tengah berbicara. Cerita-cerita tersebut menumbuhkan kesadaran dan semangat Sukarno untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsanya yang terjajah oleh Belanda.
2.      Sekolah
Selain keluarga, sekolah juga menempati posisi penting sebagai agen sosialisasi politik. Sekolah merupakan secondary group. Kebanyakan dari kita mengetahui lagu kebangsaan, dasar negara, pemerintah yang ada, dari sekolah. Oleh sebab itu, sistem pendidikan nasional selalu tidak terlepas dari pantauan negara oleh sebab peran pentingnya ini.
3.      Kelompok Teman Sebaya (peer groups)
Agen sosialisasi politik lainnya adalah peer group. Peer group masuk kategori agen sosialisasi politik Primary Group. Peer group adalah teman-teman sebaya yang mengelilingi seorang individu. Apa yang dilakukan oleh teman-teman sebaya tentu sangat mempengaruhi beberapa tindakan kita, bukan ? Tokoh semacam Moh. Hatta banyak memiliki pandangan-pandangam yang sosialistik saat ia bergaul dengan teman-temannya di bangku kuliah di Negeri Belanda. Melalui kegiatannya dengan kawan sebaya tersebut, Hatta mampu mengeluarkan konsep koperasi sebagai lembaga ekonomi khas Indonesia di kemudian hari. Demikian pula pandangannya atas sistem politik demokrasi yang bersimpangan jalan dengan Sukarno di masa kemudian.
4.      Media massa
Media massa merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Tidak perlu disebutkan lagi pengaruh media massa terhadap seorang individu. Berita-berita yang dikemas dalam media audio visual (televisi), surat kabat cetak, internet, ataupun radio, yang berisikan perilaku pemerintah ataupun partai politik banyak mempengaruhi kita. Meskipun tidak memiliki kedalaman, tetapi media massa mampun menyita perhatian individu oleh sebab sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung ‘berlebihan.’
D.    Mekanisme  Sosial Politik
Trasmisi nilai -nilai, pengetahuan, kepercayaan-kepercayaan, sikap politik, dan harapan politik kepada individu atau kelompok orang tertentu dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:

1.      Imitasi
Peniruan atau ( imitasi ) merupakan mekanisme sosialisasi yang paling di kenal oleh umat manusia. Apa yang di kenal dan di pahami pertama kali dalam hidup seorang anak manusia di dapatkan melalui proses peniruan. Poses peniruan merupakan suatu bentuk trasmisi awal terhadap nila-nilai, pengetahuan,kepercayaan- kepercayaan, sikap, dan harapan, termaksud dalam aspek politik dari kehidupan kepada anak-anak oleh orang yang lebih dewasa, terutama orang tua dalam keluarga. Proses ini di kenal sebagai sosialisasi primer, yaitu proses pembentukan indentitas seorang anak menjadi pribadi atau diri ( seif.
Hal yang pertama kali yang dapat di tangkap oleh anak adalah suara, setelah itu gerak. Oleh sebab itu, cara berbicara dan intonasi orang tua merupakan proyek pertama peniruan dari sang anak. Tidak saja cara berbicara tetapi isi pembicaraan juga menjadi proyek peniruan sang anak. Anak akan mengingat apa saja yang di ucapkan oleh orang tua serta dalam konteks ruang dan waktu seperti apa hal tersebut dikemukkan. Kemudian gerak tubuh (gesture), seperti cara senyum, cara memandang, cara mendanggapi, dan gerak lain menjadi objek peniruan  berikutnya.
Imitasi terhadap suara dan gerak tubuh bisa juga di lakukan secara paralel. Dalam kenyataannya, antara suara dan gerak tubuh dalam suatu pembicaraan sering digunakan secara bersama, oleh karena itu peniruan yang di lakukan juga bersifat paralel antara suara dan gerak tubuh. Peniruan juga di lakukan oleh hampir semua orang, tampa memandang etnik, gender, suku dan usia. Peniruan dapat di lakukan secara aktif dan pasif. Peniruan pasif di lakukan dengan meniru apa adanya secara utuh. Sedangkan peniruan kreatif merupakan peniruan yang di lakukan dengan melakukan modifikasi dan inovasi terhadap apa yang di tiru, sehingga terdapat suatu yang beda dari apa yang di tiru.
Dalam realitas dunia politik, strategi kampanye yang di lakukan oleh partai-partai politik yang ada tampak relative sama, karena mereka saling meniru satu sama lain. Permainan makna warna melalui iklan televisi dan bendera yang di lakukan oleh partai keadilan sejaterah (PKS) pada kampanye pemilihan umum 2009, di tiru oleh tim kampaye pasangan SBY dan Boediono   pada kampanye pemilihan presiden 2009.
2.      Instruksi
      Perintah (instruksi) merupakan penyampaian sesuatu yang berisi amar atau keputusan oleh orang atau pihak yang memiliki kekuasaan (ordinat) kepada orang yang tunduk atau di pengaruhi orang yang memiliki kekuasaan (subardinat) untuk di laksanakan. Instruksi politik biasanya berlangsung pada institusi yang berkait dengan aspek politik dari kehidupan  seperti. Negara dan partai politik. Negara, yang di dalamnya terdapat lembaga esekutif, legislative, dan yudikatif, memilih kekuasaan untuk memberikan instruksi politik terhadap orang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu.
      Partai politik. Melalui pengurus partai, juga memiliki kewenangan untuk membuat instruksi politik kepada semua pengurus partai. Instruksi politik yang di keluarkan oleh partai politik, pada kebanyakan kasus di Indonesia para era reformasi, kepada pengurus partai dan kadernya cenderung tidak di indahkan. Ketika dewan pengurus pusat (DPP) suatu partai politik memutuskan untuk berkoalisi mengusung salah satu pasangan presiden dan wakil presiden yang bukan berasal dari kader partai, misalnya, sebagian pengurus partai dan kadernya berseberangan dengan instruksi politik DPP partai politik.

3.      Desiminasi
      Desiminasi politik sering di lakukan oleh para anggota legislatif dan aparat birokrasi untuk memberi tahu atau menyebarluaskan informasi tentang suatu agenda politik. Aparatur birokrasi, misalnya melakukan desimenasi pemilihan legislatif, presiden, dan kepala daerah melalui pertemuan tatap muka ( seminar atau pelatihan ), penyebaran pampflet, baliho, dan dia massa seperti surat kabar, radio, dan televisi. Sedangkan anggota legislatif, misalnya, mendiseminasi undand - undang dasar 1945 yang telah diamandemen ke berbagai unsur masyarakat di seluruh Indonesia.

4.      Motivasi
      Motifasi politik merupakan suatu mekanisme sosialisasi politik untuk membentuk sikap, kalau bisa pada tahap prilaku, seseorang atau kelompok orang tentang suatu nilai-nilai, pengetahuan, kepercayaan-kepercayaan, sikap, politik, dan harapan politik tertentu. Angen yang mampu melakukan motivasi adalah mereka yang memiliki suatu derajat kepercayaan tertentu terhadap orang atau kelompok orang yang di motivasi seperti orang tua, pemimpin (formal dan informal), dan kelompok rujukan atau mereka yang memiliki keahlian dan kompetensi sebagai motivator seperti orator, konselor, konsultan, dan sebagainya.
5.      Penataran
      Pada masa orde baru dahulu, kita telah diperkenalkan dengan suatu mekanisme sosialisasi politik bernama penataran, di mansyhurkan dengan nama penataran p4 (pedoman, penghayatan, dan pengalamam pancasila) sesuai dengan namanya, penataran p4 merupakan suatu bentuk sosialisasi untuk menanamkan nilai-nilai, pengetahuan, pekercayaan-kepercayaan, sikap, dan prilaku yang sesuai dengan pancasila. Nilai-nilai, pengetahuan, kepercayaan-kepercayaan, sikap dan prilaku yang di di harapkan untuk di wujudkan dalam realitas kehidupan sehari-hari di pandang sesuatu yang baik.    


E.     Perkembangan Sosialisasi Politik
Masa anak-anak dan masa remaja adalah masa yang paling cenderung mudah utuk di ajarkan mengenai hal-hal baru seperti sosialisasi politik. Sosialisasi yang baik diperoleh dari lingkungan yang baik pula itu sebabnya bahwa lingkungan merupakan faktor penting dalam sosialisasi . Robert Lane dalam Buku Michael Rush Dan Pilliph Althof (200360) menyatakan bahwa terdapat tiga kepercayaan politik yang dapat diletakkan melalui keluarga yaitu :
1.      Dengan doktrinasi terbuka dan indoktrinasitertutup
2.      Dengan jalan menempatkan anak dalam konteks sosial khusus
3.      Dengan jalan membentuk kepribadian anak.
Beberapa para ahli yaitu Easton dan Dennis menyatakan empat tahap sosialisasi politik dari anak-anak , yaitu :
1.      Pengenalan otoritas melalui individu tertentu , seperti orang tua , anak- anak , presiden dan polisi
2.    Perkembangan pembedaan antara otoritas internaldan yang eksternal , yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah
3.     Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal , seperti kongres, Mahkamah Agug dan pemilihan umum
4.      Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik .
Kemahiran yang diperoleh anak-anak mengenai kemampuan politik mereka yaitu perasaan pada diri individu bahwa dia dapat menggunakan beberapa pengaruh dalam sistem politik . Dalam sosialisasi politik pengaruh yang paling kuat dalam kegiatan politik itu adalah dipengaruhi oleh agen sosialisasi yaitu keluarga . bukti yang diperoleh mengenai peranan keluarga didalam sosialisasi politik menyatakan bahwa anak-anak anak-anak itu secara keseluruhan dipengaruhi oleh lingkungan .
 Secara tidak langsung keluarga itu menyajikan dan juga merupakan bagian lingkungan yang bisa menghasilkan perolehan pengetahuan, nilai , dan sikap tertentu yang secara umum dianut oleh keluarga itu. Anak-anak yang memiliki orang tua yang aktif terlibat dalam politik , atau terikat pada suatu partai tertentu , tampaknya menjalani tingkatan indoktrinasi yang lebih besar atau lebih langsung , daripada anak-anak yang orang tuanya kurang sekali berminat dalam kegiatan politik .


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sosialisasi politik merupakan satu proses untuk menanam sikap-sikap dan nilai-nilai politik dari peringkat kanak-kanak sehingga peringkat dewasa dan setelah dewasa pula mereka direkrutkan dengan peranan-peranan tertentu. Sosialisasi politik juga merupakan  adalah proses yang berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antar kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman politiknya yang relevan. Dalam sosiologi politik  terdapat beberapa agen sosialisasi yaitu keluarga, teman sebaya, sekolah, media massa , pemerintah, dan partai politik. mekanisme pelaksanaan sosialisasi ada lima yaitu Imitasi , Instruksi, Desiminasi , Motivasi dan Penataran.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini seseorang akan mengalami perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya. Oleh karena itu sosialisasi politik sangat penting bagi remaja, dalam hal ini yaitu sosialisasi politik mengenai nilai-nilai luhur Pancasila seperti menghormati orangtua, gotong royong, kerukunan, musyawarah, dan tanggungjawab sebagai warga negara. Sosialisasi politik bertujuan untuk menumbuhkan rasa patriotisme kepada masyarakat sejak masa anak-anak hingga dewasa dan menjadikan masyarakat lebih berpartisipasi didalam sistem politik sehingga sistem politik di dalam negara menjadi lebih baik. Melalui sosialisasi politik, individu-individu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam kehidupan politik
Oleh karena itu hakikat sosialisasi politik adalah adalah proses pembelajaran, penumbuhan, dan pewarisan nilai, keyakinan, atau prinsip yang memiliki signifikasi dengan politik dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi.



B.     Saran
Proses sosialisasi politik secara khusus adalah sebuah proses komunikasi . proses sosialisasi memerlukan dua pihak yang menyampaikan dan mentransmisikan nilai-nilai, sikap kegotong royongan, kesatuan dan persatuan.
Dari uraian singkat diatas kami segenap penulis menyarankan kepada agen-agen sosialisasi politik ntuk membantu melaksanakan peranya untuk mensosialisasikan politik dikalangan anak-anak hingga remaja agar ikut bekerjasama dalam mensukseskan sistem politik yang terbentuk agar berjalan dengan lancar. Keluarga juga sebagai agen sosialisasi menjadi faktor penting penentu karakter anak, dan di dalam keluarga pula lah anak-anak belajar dan anak – anak menerima sosialisasi politik yang baik , setidaknya para keluarga dan teman-teman sebaya dan juga lingkungan menjadi faktor anak mendapat kan sosialisasi politik tersebut. Sehingga kedua pihaksaling bekerjasama dalam mensosialisasikan politik agar tercipta sistem politik yang partisipatif dan juga dekokratis.
Dalam mensukseskan sosialisasi politik juga di sarankan agar peerintah turun tangan secara langsung dalam mensosialisasikan politik kepada generasi muda agar masyarakat memiliki jiwa bertanggungjawab kepada negara. Dan kepada para generasi muda diharapkan mampu menerima sosialisasi yang diberikan agar sistem politik dalam negeri dapat berlangsung dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA
H.I, A. Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia.. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pros.Dr.Damsar . 2010. Pengantar Sosialisasi Politik. Jakarta: Kencana Pranadamedia Group.
Rush, Michael dan Althoff, Philip. 2003. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali.
Setiadi, Elly M dan Kolip, Usman. 2013. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Pranadamedia Group.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar