Jumat, 27 Januari 2017

Kisi-Kisi Sosiologi Agama


1.      Kemukakan secara jelas !
a.       Defenisi Agama menurut beberapa ilmuwan yang anda ketahui ! 
b.      Menurut anda, apa perbedaan antara Agama dan Magis!
Jawab :
a.       Menurut  weber, bahwa agama adalah produk dari pemikiran manusia.
Menurut Karl max, bahwa agama adalah candu bagi bagi masyarakat.
Menurut Emanuel Kant, agama adalah perasaan berkewajiban melaksanakan perintah-perintah Tuhan.
b.      Agama itu diungkapkan dalam bentuk mitos-mitos dan upacara-upacara yang mempunyai makna sosial dan dimana seluruh bsuku ambil bagian, Sedangkan magis merupakan keadan dimana seseorang mempergunakan penyihir untuk memenuhi maksud pribadi tertent, seperti kematian musuh,tercapainya kemakmuran atau kemenangan atas suatu perang.

2.      Uraikan teori-teori sosiologi tentang asal mula agama menurut para ilmuwan !
Jawab:
a.        Teori Jiwa : Agama yang paling awal bersamaan dengan pertama kali manusia mengetahui bahwa di dunia ini tidak hanya dihuni oleh makhluk materi, tetapi juga oleh makhkluk imateri yang disebut jiwa (anima). Pendapat ini dipelopri oleh seorang ilmuwan inggris yang bernama Edward Burnet Taylor (1832-1917).
b.      Teori Batas Akal  :  Menurut Frazer, manusia bisa memecahkan berbagai persoalan hidupnya dengan akal dan system pengetahuanya. Tetapi akal dan system pengetahuan itu ada batasnya, dan batas akal itu meluas sejalan dengan meluasnya perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, makin maju kebudayaan manusia, makin luas batas akal itu
c.       Teori krisis dalam hidup individu : Teori ini mengatakan bahwa kelakuan keagamaan manusia itu mulanya muncul untuk menghadapi krisis-krisis yang ada dalam kehidupan manusia itu sendiri. Teori ini berasala dari M. Crawley, dalam bukunya The True Of Life (1905), yang kemudian diuraikan secara luas dan terperinci oleh A. Van Gennep dalam bukunya Rites de Passage (1910).
d.      Teori kekuatan luar biasa : Teori ini mengatakan bahwa agama dan sikap religius manusia terjadi karena adanya kejadian luar biasa yang menimpa manusia yang terdapat di lingkungan alam sekitarnya. Teori ini diperkenalkan oleh seorang ahli antropologi Inggris yang bernama R.R. Marett dalam bukunya The Threshold of Religion.
e.       Teori sentimen kemasyarakatan : Teori ini mengatakan bahwa agama dan sikap religius manusia terjadi karena adanya kejadian luar biasa yang menimpa manusia yang terdapat di lingkungan alam sekitarnya. Teori ini diperkenalkan oleh seorang ahli antropologi Inggris yang bernama R.R. Marett dalam bukunya The Threshold of Religion.
f.       Teori wahyu tuhan : Teori ini menyatakan bahwa kelakuan religius manusia terjadi karena mendapat wahyu dari Tuhan. Teori ini dikembangkan oleh seorang antropolog Inggris bernama Andrew Lang. Pendapat Andrew Lang ini kemudian dilanjutkan oleh W Schmidt seorang tokoh besar antropologi dari Austria. Dalam hubungan ini, ia percaya bahwa agama berasal dari wahyu Tuhan yang diturunkan kepada manusia pada masa permulaan ia muncul di muka bumi ini.

3.      Uraikanlah secara jelas!
a.       Menurut anda, mengapa manusia memeluk agama? Serta mengapa agama begitu lestari dan selalu dibutuhkan manusia?
b.      Menurut anda, bagaimana gama bisa menjadi acuan moral bagi segala tindakan manusia?
Jawab:
a.       Manusia memeluk agama karena Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah metafisika, dan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka maupun duka. Selain itu agama begitu lestari dikarenakan banyaknya didirikan sekolah-sekolah agamawan atau pesantern sebagai pendalaman dari ilmu agama, karena agama merupakan hal yang terpenting untuk di anut oleh setiap individu yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
b.      Karena pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.

4.      Mengapa agama dikatakan mampu menjadi factor integrasi masyarakat ? dan apa sebabnya sehingga agama mampu melahirkan solidaritas yang kuat diantara sesama penganut agama ! Jelaskan ?
Jawab :
      Agama dikatakan mampu menjadi faktor integrasi masyarakat karena pada hakikaktnya, semua agama yang ada didunia mengajarkan tentang perdamaian antar ummat beragama. Tidak ada ajaran agama yang menanamkan nila-nilai konflik ataupun kekerasaan terhadap manusia pada umumya. Dan sebab sehingga agama mampu melahirkan solidaritas yang kuat diantara sesama penganut agama karena dengan adanya keyakinan yang sama maka akan terjadi integrasi ideology sehingga membuat antar ummat saling terikat satu sama lain.

5.    Dikatakan bahwa masyarakat perkotaan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan masyarakat pedesaan yang relatif lebih sederhana. Sejalan dengan kerangka pemikiran yang digunakan, bagi masyarakat perkotaan, tarekat akan memberikan pola, integrasi, tujuan, dan adaptasi yang berbeda dibandingkan dengan hal yang sama di pedesaan. Dengan demikian perilaku keagamaan para penganut tarekat di perkotaan akan berbeda dari pada perilaku keagamaan para penganut tarekat di pedesaan. Bagaimana menurut analisis anda, jelaskan !
Jawab:
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan tarekat adalah jalan menuju kebenaran. Menurut hasil analisa kami melalui observasi, diwilayah pedesaan sistem keagamaannya masih sangat tradisional, dimana masyarakat pedesaan masih menanamkan nilai-nilai keagamaan yang konservatif. Sedangkan didalam masyarakat perkotaan dominan lebih kompleks, ideologinya sudah tidak terpaku dengan agama, melainkan logika yang realistis dan tidak rigid (kaku).

6.      Menurut anda bagaimana hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebudayaan? Jelaskan !
Jawab :
Dalam hal membahas tentang hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebuayaan ketiganya saling berhubungan satu sama lain . Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan dengan kebudayaan. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”.  Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu . Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat.

7.      Uraikanlah secara jelas!
a.       Pendekatan dalam penelitian sosiologi agama!
b.      Wilayah kajian sosiologi agama!
c.       Tujuan penelitian sosiologi agama!
d.      Karakteristik metode penelitian sosiologi agama!
Jawab :
a.       Pendekatan dalam penelitian sosiologi agama terbagi menjadi dua, pertama pendekatan teologis, yaitu pendekatan kewahyuan atau pendekatan keyakinan penelitian sendiri. Pendekatan ini biasanya dilakukan dalam penelitian terhadap suatu agama untuk agama yang diyakini si peneliti, atau peneliti terhadap suatu agama oleh pemeluk agama itu sendiri untuk menambah keyakinan terhadap agama yang dipeluknya itu. Pendekatan ini penuh dengan subjektivitas dari peneliti, sarat dengan muatan kepentingan, keyakinan, dan prasangka peneliti.
b.      Wilayah kajian sosiologi agama adalah wilayah atau lingkup wawasan agama yang bias diteliti dengan metode ilmiah, meliputi berbagai persoalan dan berbagai segi dalam kehidupan umat beragama. Berikut beberapa aspek wilayah kajian sosiologi  agama:
1.      perwujudan agama dikepulauan Indonesia, agama yang ada dimasyarakat Indonesia sangatlah banyak, tidak hanya meliputi agama-agama yang diakui secara formal saja, tetapi juga bentuk agama yang secara antropologis dapat dikatakan sebagai agama . agama formal adalah agama yang diakui secara hokum Indonesia, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha.
2.      Penelitian mengenai berbagai kepercayaan , penelitian ini mengenai berbagai di Indonesia menajamkan sasaran perhatian pada apa yang sesungguhnya menjadi kepercayaan dari individu-individu berbagai golongan dalam masyarakat . sebab system kepercayaan yang dianut di Indonesia sangatlah beragam. Penelitian tentang berbagai kepercayaan ini terutama ditujukan untuk memperoleh informasi mengenai kepercayaan yang berhubungan dengan berbagai kekuatan gaib, alam semesta, serta hakikat dan peranan manusia di alam semesta ini.
3.      Penelitian mengenai pranata keagamaan, pranata-pranata yang berhubungan dengan kehidupan beragama dari suatu masyarakat terdiri dari ibadah, pendidikan agama dan dakwah, hokum dan pengadilan agama, partai politik berdasarkan agama,  ekonomi yang berdasarkan agama, keluarga, social, pertahanan, ilmu pengetahuan, kesusastraan dan kesenian.
4.      Penelitian mengenai organisasi-organisasi yang berhubungan dengan suatu agama, organisasi-organisasi yang berhubungan dengan suatu agama dibuat dalam bentuk lembaga formal yang berhubungan dengan pemerintah dan nonpemerintahan.
5.      Penelitian mengenai berbagai peran dalam keagamaan, seperti ulama atau pendeta sebagai pemimpin agama, peran pengajar agama dan ahli dakwah, pengerang-pengarang tulisan keagamaan, pendeta-pendeta asing, abang dan santri, serta awam dan terpelajar.
6.      Penelitian mengenai agama dan pelapisan social, menurut hasil penelitian C. Geertz, terdapat perbedaan penghayatan dan pengamalan agama antara orang abangan dan priyayi, antara kalangan santri dan kalangan abangan, dan antara kalangan santri dan kalangan priyayi. Perbedaan ini lebih banyak dipengaruhi oleh status social dan tingkatan kehidupan masing-masing lapisan social tersebut.
7.      Penelitian mengenai agama dan masyarakat daerah,  dimana budaya local mempengaruhi pola-pola perwujudan keberagaman anggota masyarakat di suatu daerah.
8.      Penelitian mengenai agama dan golongan social, setiap golongan social mempunyai kebiasaan-kebiasaan social yang disebut budaya kelompok. Budaya kelompok memberikan ciri tertentu pada kelompok sehingga membedakannya dari kelompok social yang lain. Ciri social juga berlaku pada setiap aspek kehidupan anggota kelompok, termasuk aspek keberagamannya.
9.      Penelitian mengenai gerakan keagamaan, gerakan yang dimotori oleh sentiment keagamaan telah sering terjadi. Gerakan itu bias berupa perlawanan terhadap kesewenangan penguasa, atau perlawanan terhadap tuan tanah, atau berupa protes terhadap ketidakpuasan social, bahkan ketidakpuasan terhadap ajaran agama yang terlalu mendominasi kehidupan manusia.
10.  Penelitian mengenai perasaan dan pengalaman keagamaan, pengalaman dan perasaan religious seseorang akan muncul ketika ia berdoa atau melaksanakan ibadat di tempat tertentu.
11.  Penelitian mengenai agama sebagai motivasi untuk bertidak, adanya penelitian seksama berkenaan dengan berbagai kegiatan masyarakat yang tindakannya bersifat social tetapi dimotivasi oleh keyakinan agama yang mereka anut.
12.  Penelitian mengenai peranan agama dalam perubahan social,  banyak penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan peranan ajaran agama tertentu dalam memberikan dorongan kepada pemeluknya untuk turut berpartisipasi dalam suatu proses perubahan. Dalam kajian-kajian itu dikemukakan berbagai peranan tokoh-tokoh agama dalam memberikan motivasi terhadap umat agar berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat.
13.  Penelitian mengenai agama sebagai faktor integrasi masyarakat, karena agama yang dipeluk oleh anggota masyarakat tertentu bias membangkitkan solidaritas dan kohesifitas social yang kuat.
14.  Penelitian mengenai agama sebagai faktor pemisah pertentanngan di masyarakat, dalam sejarah telah dicatat bahwa perbedaan agama dan keyakinan, tidak sedikit masyarakat yang tadinya harmonis, bersatu padu, saling menjalin hubungan, dan kerja sama menjadi masyarakat yang terpecah-belah dan penuh konflik.  Hubungan kekerabatan putus karena perbedaan pemahaman dan penghayatan terhadap ajaran agama yang mereka anut. Namun, tidak selamanya hal itu disebabkan oleh berbeda agama. Bias saja karena aspek-aspek kehidupan lain yang menjadi sumber persaingan dan pertentangan di antara pemeluk agama yang berbeda di masyarakat tertentu.
15.  Penelitian mengenai masalah hubungan antar pemeluk agama atau antar kelompok keagamaan, dalam hal-hal tertentu terjadi konflik antarmereka dan dalam hal-hal lain mereka bisa berhubungan secara harmonis.
c.       Tujuan penelitian sosiologi agama, pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian sosiologi agama yang didasarkan pada pendekatan ilmu social atau pengetahuan budaya mengenai berbagai masalah, seperti disebutkan di atas, sangatlah diperlukan. Hasil penelitiannya bias digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kemungkinan yang terjadi akibat kegiatan atau keputusan pejabat pemerintah atau pejabat agama, atau akibat renvana pembangunan yang menyebabkan perubahan di masyarakat beragama. Pengetahuan tentang kondisi masyarakat pemeluk agama sangat diperlukan bagi orang yang akan menerapkan suatu kebijakan pada suatu masyarakat.
d.      Karakteristik metode penelitian sosiologi agama. Penelitian sosiologi agama sebagai penelitian ilmiah, mesti memenuhi karakteristik ilmiah, yaitu
1.      Didasarkan atas analisa yang empiris
2.      Memenuhi syarat verification dan faksificatoin.
3.      Memenuhi syarat konsistensi logis
4.      Mempunyai karakteristik intersubjektif dan interkomunikatif.
Karakteristik metode penelitian sosiologi agama dalam memahami sasaran kajiannya, yaitu :
1.      Agama adalah fenomena yang terjadi dalam subjek manusia serta terungkap dalam tanda dan symbol.
2.      Fakta religious bersifat subjektif. Ia merupakan keadaan mental manusia religious dalam melihat dan menginterpretasikan hal-hal tertentu.
3.      Pemahaman makna fenomena agama diperoleh melalui pemahaman ungkapan-ungkapan keagamaan.
4.      Pemahaman suatu fenomena relogius meliputi empat terhadap pengalaman,pemikiran ,emosi dan ide-ide orang yang memeluk suatu agama.
5.      Fakta-fakta keagamaan adalah fakta psikis dan spiritual.

8.      Dalam kehidupan manusia yang terbentang sepanjang sejarah selalu dibayang-bayangi oleh apa yang disebut agama. Agama berperan dalam tiga kawasan kehidupan manusia. Kemukakan ketiga hal tersebut !
Jawab:
·         Kawasan pertama adalah kawasan yang kebutuhan manusiawi dapat dipenuhi dengan kekuatan manusia sendiri.
·         Kawsan kedua, meliputi wilayah yang manusia merasa aman secara moral.
·         Kawasan ketiga, merupakan daerah yang manusia secara total mengalami ketidakmampuannya.

9.      Kemukakanlah secara jelas, pengertian agama, golongan masyarakat, dan fungsi agama!
Jawab:
a.   Agama adalah sistem kepercayaan dan praktek dimana suatu kelompok manusia berjuang menghadapi masalah-masalah akhir kehidupan manusia.
b.    Golongan masyarakat dapat diartikan sebagain penggolongan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama atau dianggap sejenis.
c.   Fungsi agama adalah peran agama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris karena adanya keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu , diharapkan agama menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan sebagainya.

10.  Menurut anda, bagaimana pengaruh agama terhadap golongan masyarakat?
Jawab:
Menurut saya pengaruh agama terhadap golongan masyarakat terdapat pada tiga aspek yaitu aspek kebudayaan, system social dan aspek kepribadian. karena ketiga aspek tersebut  merupakan fenomena social yang kompleks dan terpadu yang pengaruhnya dapat diamati pada prilaku manusia.

11.  Menurut anda, bagaimana peran pemimpin Agama dalam pembangunan !
Jawab :
Peran pemimpin Agama dalam pembangunan yaitu Peranan para pemimpin agama dalam kegiatan pembangunan, bukan saja lantaran para pemimpin agama merupakan salah satu komponen itu sendiri, melainkan juga karena pada umumnya pembangunan diorientasikan pada upaya-upaya manusia yang bersifat utuh dan serasi antara kemajuan aspek lahiriah dan kepuasan aspek batiniyah.

12.  Uraikan secara jelas !
a.      Esensi konflik
b.      Jenis-jenis konflik
c.       Sumber-sumber konflik
Jawab :
a.       Esensi konflik :
Konflik adalah sebuah pertentangan yang terjadi dalam masyarakat sebagai sebuah fenomena atau dinamika sosial yang terjadi sehari-hari.
b.      Jenis-jenis konflik :
1.      Konflik Dilihat dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik fungsional (Functional Conflict) dan konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict). Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
2.      Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan Freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
a.)    Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
b.)    Konflik antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain.
c.)    Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and groups). Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
d.)   Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same organization). Konflik ini terjadi karena masing - masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya.
e.)    Konflik antar organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama.
f.)     Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.
3.      Konflik Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
Winardi (1992:174) membagi konflik menjadi empat macam, dilihat dari posisi seseorang dalam struktur organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut:
a.)    Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
b.)    Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
c.)    Konflik garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan ini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
d.)   Konflik peran, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada juga klasifikasi lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn, et al. (1982), yang membagi konflik atas: substantive conflict, emotional conflict, constructive conflict, dan destructive conflict 
c.       Sumber-sumber konflik
1.      Konflik dalam diri pribadi atau individu ( Intraindividual Cinflict)
Menurut wijono, terdapat tiga jenis konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak di capai adalah sebagai berikut :
a.)    Appoarch-appoarch conflict, yaitu kondisi dimana seseorang di dorong untuk melakukan pendekatan positif terhadap dua persoalan bahan lebih, namun tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah antara satu dengan yang lain
b.)    Appoarch-avoidance Conflict, yaitu kondisi dimana seseorang didorong untuk melakukan pendekatan pada persoalan-persoalan yang mengacu dalam satu tujuan dan pada waktu yang bersamaan didorong untuk melakukan pada persoalan-persoalan tersebut dan tujuannya dapat megandung nilai positif dan negatif bagi orang yang mengalami konflik tersebut
c.)     Avoidance-avoidance conflict, yaitu kondisi dimana seseorag didorong untuk menghindari dua atau lebih permasalahan yang berdampak negatif tapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain
2.      Konflik yang bersangkut paut dengan ambigius dan peran
Di dalam suatu organisasi atau kelompok, konflik seringkali tejadi sebab adanya perbedaan ambigus dan peran dalam tanggung jawab dan tugas terhadap sikap-sikap, nilai-nilai dan harapan-harpan yang telah ditetapkan dalam sebuah kelompok atau organisasi.

13.  Dilema Agama: suatu analisis terhadap Agama dan sebagai motivator tindakan sosial, Menurut anda, mengapa di sebut dilema ? 
Jawab :
Karena kita ketahui penertian dari dilema bahwa situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan, situasi yang sulit dan membingungkan Karena pada dasarnya semua agama mengajak kepada kebaikan. Tetapi ketika seorang semakin yakin kepada agamanya, dan keyakinan semakin baik “orang baik“ justru semakin kuat membenarkan dirinya untuk tidak toleran kepada orang lain, bahkan mereka merasa berhak mengejar-ngejar orang yang tidak sefaham dengan dirinya, Ia justru menjadi sumber keonaran.

14.  Menurut Weber dalam tindakannya manusia (sosial) terdiri atas 4 jenis tipe ideal, kemukakan 4 jenis tipe ideal yang dimaksud !
Jawab :
·         Tingkah laku manusia zweckra-tional atau rasional tujuan; yaitu tingkah laku manusia cita-cita rasional.
·         Tingkah laku wertrational atau rasional nilai; yaitu tindakan yang mengejar nilai-nilai daripada memperhitungkan sarana-sarana dengan cara yang evaluative netral.
·         Tindakan afektif atau emosional; yaitu tingkah laku yang berada di bawah dominasi perasaan secara langsung.
·         Tindakan tradisional; yaitu tingkah laku yang berdasarkan kebiasaan yang muncul dari praktik-praktik yang mapan dan menghormati otoritas yang ada.

15.  Kemukakan secara jelas !
a.       Gejala dan definisi modernisasi
b.      Beberapa pandangan tentang proses modernisasi
c.       Agama dan modernisasi.   
Jawab:
a.         Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang kea rah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang dan makmur.
b.         Menurut Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama-sama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, kearah pola-pola ekonomis dan politis.
c.         Disini peran penting pemimpin agama untuk dapat menginterpretasikan agama dari sudut pandang, rasional, universal yang sesuai dengan kebutuhan umat manusia dan zaman sehingga agama tidaklah dipandang sebagai momok penghalang dari era modern ini.