1. Kemukakan secara jelas !
a.
Defenisi Agama menurut beberapa ilmuwan
yang anda ketahui !
b.
Menurut anda, apa perbedaan antara Agama
dan Magis!
Jawab
:
a.
Menurut
weber, bahwa agama adalah produk dari pemikiran manusia.
Menurut
Karl max, bahwa agama adalah candu bagi bagi masyarakat.
Menurut
Emanuel Kant, agama adalah perasaan berkewajiban melaksanakan perintah-perintah
Tuhan.
b.
Agama itu diungkapkan dalam bentuk
mitos-mitos dan upacara-upacara yang mempunyai makna sosial dan dimana seluruh
bsuku ambil bagian, Sedangkan magis merupakan keadan dimana seseorang
mempergunakan penyihir untuk memenuhi maksud pribadi tertent, seperti kematian
musuh,tercapainya kemakmuran atau kemenangan atas suatu perang.
2. Uraikan
teori-teori sosiologi tentang asal mula agama menurut para ilmuwan !
Jawab:
a.
Teori Jiwa : Agama yang paling awal bersamaan dengan pertama kali manusia mengetahui
bahwa di dunia ini tidak hanya dihuni oleh makhluk materi, tetapi juga oleh
makhkluk imateri yang disebut jiwa (anima). Pendapat ini dipelopri oleh seorang
ilmuwan inggris yang bernama Edward Burnet Taylor (1832-1917).
b.
Teori Batas Akal : Menurut Frazer, manusia
bisa memecahkan berbagai persoalan hidupnya dengan akal dan system
pengetahuanya. Tetapi akal dan system pengetahuan itu ada batasnya, dan batas
akal itu meluas sejalan dengan meluasnya perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh
karena itu, makin maju kebudayaan manusia, makin luas batas akal itu
c.
Teori
krisis dalam hidup individu : Teori ini mengatakan
bahwa kelakuan keagamaan manusia itu mulanya muncul untuk menghadapi
krisis-krisis yang ada dalam kehidupan manusia itu sendiri. Teori ini berasala
dari M. Crawley, dalam bukunya The True Of Life (1905), yang kemudian diuraikan
secara luas dan terperinci oleh A. Van Gennep dalam bukunya Rites de Passage
(1910).
d.
Teori
kekuatan luar biasa : Teori ini mengatakan
bahwa agama dan sikap religius manusia terjadi karena adanya kejadian luar
biasa yang menimpa manusia yang terdapat di lingkungan alam sekitarnya. Teori
ini diperkenalkan oleh seorang ahli antropologi Inggris yang bernama R.R.
Marett dalam bukunya The Threshold of Religion.
e.
Teori
sentimen kemasyarakatan : Teori ini mengatakan
bahwa agama dan sikap religius manusia terjadi karena adanya kejadian luar
biasa yang menimpa manusia yang terdapat di lingkungan alam sekitarnya. Teori
ini diperkenalkan oleh seorang ahli antropologi Inggris yang bernama R.R.
Marett dalam bukunya The Threshold of Religion.
f.
Teori
wahyu tuhan : Teori ini menyatakan
bahwa kelakuan religius manusia terjadi karena mendapat wahyu dari Tuhan. Teori
ini dikembangkan oleh seorang antropolog Inggris bernama Andrew Lang. Pendapat
Andrew Lang ini kemudian dilanjutkan oleh W Schmidt seorang tokoh besar antropologi
dari Austria. Dalam hubungan ini, ia percaya bahwa agama berasal dari wahyu
Tuhan yang diturunkan kepada manusia pada masa permulaan ia muncul di muka bumi
ini.
3.
Uraikanlah secara jelas!
a.
Menurut anda, mengapa manusia
memeluk agama? Serta mengapa
agama begitu lestari dan selalu dibutuhkan manusia?
b.
Menurut anda, bagaimana gama
bisa menjadi acuan moral bagi segala tindakan manusia?
Jawab:
a. Manusia
memeluk agama karena Agama sangat penting dalam kehidupan
manusia antara lain karena agama merupakan
sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah
metafisika, dan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka maupun duka.
Selain itu agama begitu lestari dikarenakan banyaknya didirikan sekolah-sekolah
agamawan atau pesantern sebagai pendalaman dari ilmu agama, karena agama
merupakan hal yang terpenting untuk di anut oleh setiap individu yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
b. Karena
pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral
oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral,
karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena
adanya perintah dan larangan dalam agama.
4. Mengapa
agama dikatakan mampu menjadi factor integrasi masyarakat ? dan apa sebabnya
sehingga agama mampu melahirkan solidaritas yang kuat diantara sesama penganut
agama ! Jelaskan ?
Jawab :
Agama dikatakan mampu menjadi faktor
integrasi masyarakat karena pada hakikaktnya, semua agama yang ada didunia
mengajarkan tentang perdamaian antar ummat beragama. Tidak ada ajaran agama
yang menanamkan nila-nilai konflik ataupun kekerasaan terhadap manusia pada
umumya. Dan sebab sehingga agama mampu melahirkan solidaritas yang kuat
diantara sesama penganut agama karena dengan adanya keyakinan yang sama maka
akan terjadi integrasi ideology sehingga membuat antar ummat saling terikat
satu sama lain.
5. Dikatakan
bahwa masyarakat perkotaan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan masyarakat
pedesaan yang relatif lebih sederhana. Sejalan dengan kerangka pemikiran yang
digunakan, bagi masyarakat perkotaan, tarekat akan memberikan pola, integrasi,
tujuan, dan adaptasi yang berbeda dibandingkan dengan hal yang sama di
pedesaan. Dengan demikian perilaku keagamaan para penganut tarekat di perkotaan
akan berbeda dari pada perilaku keagamaan para penganut tarekat di pedesaan.
Bagaimana menurut analisis anda, jelaskan !
Jawab:
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan tarekat adalah jalan
menuju kebenaran. Menurut hasil analisa kami melalui observasi, diwilayah
pedesaan sistem keagamaannya masih sangat tradisional, dimana masyarakat
pedesaan masih menanamkan nilai-nilai keagamaan yang konservatif. Sedangkan
didalam masyarakat perkotaan dominan lebih kompleks, ideologinya sudah tidak
terpaku dengan agama, melainkan logika yang realistis dan tidak rigid (kaku).
6. Menurut
anda bagaimana hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebudayaan? Jelaskan !
Jawab :
Dalam
hal membahas tentang hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebuayaan
ketiganya saling berhubungan satu sama lain . Masyarakat adalah suatu
organisasi manusia yang saling berhubungan dengan kebudayaan. Mc Iver pakar
sosiologi politik pernah mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh
jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah
kebudayaan. Mc Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan
oleh masyarakat tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur
bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”. Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan
kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu
. Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan
perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu
kebudayaan adalah nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang
benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau
jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang
merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam
masyarakat.
7. Uraikanlah
secara jelas!
a. Pendekatan
dalam penelitian sosiologi agama!
b. Wilayah
kajian sosiologi agama!
c. Tujuan
penelitian sosiologi agama!
d. Karakteristik
metode penelitian sosiologi agama!
Jawab :
a. Pendekatan
dalam penelitian sosiologi agama terbagi menjadi dua, pertama pendekatan
teologis, yaitu pendekatan kewahyuan atau pendekatan keyakinan penelitian
sendiri. Pendekatan ini biasanya dilakukan dalam penelitian terhadap suatu
agama untuk agama yang diyakini si peneliti, atau peneliti terhadap suatu agama
oleh pemeluk agama itu sendiri untuk menambah keyakinan terhadap agama yang
dipeluknya itu. Pendekatan ini penuh dengan subjektivitas dari peneliti, sarat
dengan muatan kepentingan, keyakinan, dan prasangka peneliti.
b. Wilayah
kajian sosiologi agama adalah wilayah atau lingkup wawasan agama yang bias
diteliti dengan metode ilmiah, meliputi berbagai persoalan dan berbagai segi
dalam kehidupan umat beragama. Berikut beberapa aspek wilayah kajian
sosiologi agama:
1. perwujudan
agama dikepulauan Indonesia, agama yang ada dimasyarakat Indonesia sangatlah
banyak, tidak hanya meliputi agama-agama yang diakui secara formal saja, tetapi
juga bentuk agama yang secara antropologis dapat dikatakan sebagai agama .
agama formal adalah agama yang diakui secara hokum Indonesia, yaitu Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, dan Budha.
2. Penelitian
mengenai berbagai kepercayaan , penelitian ini mengenai berbagai di Indonesia
menajamkan sasaran perhatian pada apa yang sesungguhnya menjadi kepercayaan
dari individu-individu berbagai golongan dalam masyarakat . sebab system
kepercayaan yang dianut di Indonesia sangatlah beragam. Penelitian tentang
berbagai kepercayaan ini terutama ditujukan untuk memperoleh informasi mengenai
kepercayaan yang berhubungan dengan berbagai kekuatan gaib, alam semesta, serta
hakikat dan peranan manusia di alam semesta ini.
3. Penelitian
mengenai pranata keagamaan, pranata-pranata yang berhubungan dengan kehidupan
beragama dari suatu masyarakat terdiri dari ibadah, pendidikan agama dan
dakwah, hokum dan pengadilan agama, partai politik berdasarkan agama, ekonomi yang berdasarkan agama, keluarga,
social, pertahanan, ilmu pengetahuan, kesusastraan dan kesenian.
4. Penelitian
mengenai organisasi-organisasi yang berhubungan dengan suatu agama,
organisasi-organisasi yang berhubungan dengan suatu agama dibuat dalam bentuk
lembaga formal yang berhubungan dengan pemerintah dan nonpemerintahan.
5. Penelitian
mengenai berbagai peran dalam keagamaan, seperti ulama atau pendeta sebagai
pemimpin agama, peran pengajar agama dan ahli dakwah, pengerang-pengarang
tulisan keagamaan, pendeta-pendeta asing, abang dan santri, serta awam dan
terpelajar.
6. Penelitian
mengenai agama dan pelapisan social, menurut hasil penelitian C. Geertz,
terdapat perbedaan penghayatan dan pengamalan agama antara orang abangan dan priyayi,
antara kalangan santri dan kalangan abangan, dan antara kalangan santri dan
kalangan priyayi. Perbedaan ini lebih banyak dipengaruhi oleh status social dan
tingkatan kehidupan masing-masing lapisan social tersebut.
7. Penelitian
mengenai agama dan masyarakat daerah,
dimana budaya local mempengaruhi pola-pola perwujudan keberagaman
anggota masyarakat di suatu daerah.
8. Penelitian
mengenai agama dan golongan social, setiap golongan social mempunyai
kebiasaan-kebiasaan social yang disebut budaya kelompok. Budaya kelompok
memberikan ciri tertentu pada kelompok sehingga membedakannya dari kelompok
social yang lain. Ciri social juga berlaku pada setiap aspek kehidupan anggota
kelompok, termasuk aspek keberagamannya.
9. Penelitian
mengenai gerakan keagamaan, gerakan yang dimotori oleh sentiment keagamaan
telah sering terjadi. Gerakan itu bias berupa perlawanan terhadap kesewenangan
penguasa, atau perlawanan terhadap tuan tanah, atau berupa protes terhadap
ketidakpuasan social, bahkan ketidakpuasan terhadap ajaran agama yang terlalu
mendominasi kehidupan manusia.
10. Penelitian
mengenai perasaan dan pengalaman keagamaan, pengalaman dan perasaan religious
seseorang akan muncul ketika ia berdoa atau melaksanakan ibadat di tempat
tertentu.
11. Penelitian
mengenai agama sebagai motivasi untuk bertidak, adanya penelitian seksama
berkenaan dengan berbagai kegiatan masyarakat yang tindakannya bersifat social
tetapi dimotivasi oleh keyakinan agama yang mereka anut.
12. Penelitian
mengenai peranan agama dalam perubahan social,
banyak penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan peranan ajaran
agama tertentu dalam memberikan dorongan kepada pemeluknya untuk turut
berpartisipasi dalam suatu proses perubahan. Dalam kajian-kajian itu
dikemukakan berbagai peranan tokoh-tokoh agama dalam memberikan motivasi
terhadap umat agar berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat.
13. Penelitian
mengenai agama sebagai faktor integrasi masyarakat, karena agama yang dipeluk
oleh anggota masyarakat tertentu bias membangkitkan solidaritas dan kohesifitas
social yang kuat.
14. Penelitian
mengenai agama sebagai faktor pemisah pertentanngan di masyarakat, dalam
sejarah telah dicatat bahwa perbedaan agama dan keyakinan, tidak sedikit
masyarakat yang tadinya harmonis, bersatu padu, saling menjalin hubungan, dan kerja
sama menjadi masyarakat yang terpecah-belah dan penuh konflik. Hubungan kekerabatan putus karena perbedaan
pemahaman dan penghayatan terhadap ajaran agama yang mereka anut. Namun, tidak
selamanya hal itu disebabkan oleh berbeda agama. Bias saja karena aspek-aspek
kehidupan lain yang menjadi sumber persaingan dan pertentangan di antara
pemeluk agama yang berbeda di masyarakat tertentu.
15. Penelitian
mengenai masalah hubungan antar pemeluk agama atau antar kelompok keagamaan,
dalam hal-hal tertentu terjadi konflik antarmereka dan dalam hal-hal lain
mereka bisa berhubungan secara harmonis.
c. Tujuan
penelitian sosiologi agama, pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian
sosiologi agama yang didasarkan pada pendekatan ilmu social atau pengetahuan
budaya mengenai berbagai masalah, seperti disebutkan di atas, sangatlah
diperlukan. Hasil penelitiannya bias digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai kemungkinan yang terjadi akibat kegiatan atau keputusan pejabat pemerintah
atau pejabat agama, atau akibat renvana pembangunan yang menyebabkan perubahan
di masyarakat beragama. Pengetahuan tentang kondisi masyarakat pemeluk agama
sangat diperlukan bagi orang yang akan menerapkan suatu kebijakan pada suatu
masyarakat.
d. Karakteristik
metode penelitian sosiologi agama. Penelitian sosiologi agama sebagai
penelitian ilmiah, mesti memenuhi karakteristik ilmiah, yaitu
1. Didasarkan
atas analisa yang empiris
2. Memenuhi
syarat verification dan faksificatoin.
3. Memenuhi
syarat konsistensi logis
4. Mempunyai
karakteristik intersubjektif dan interkomunikatif.
Karakteristik
metode penelitian sosiologi agama dalam memahami sasaran kajiannya, yaitu :
1. Agama
adalah fenomena yang terjadi dalam subjek manusia serta terungkap dalam tanda
dan symbol.
2. Fakta
religious bersifat subjektif. Ia merupakan keadaan mental manusia religious
dalam melihat dan menginterpretasikan hal-hal tertentu.
3. Pemahaman
makna fenomena agama diperoleh melalui pemahaman ungkapan-ungkapan keagamaan.
4. Pemahaman suatu fenomena relogius meliputi empat terhadap pengalaman,pemikiran
,emosi dan ide-ide orang yang memeluk suatu agama.
5. Fakta-fakta
keagamaan adalah fakta psikis dan spiritual.
8. Dalam
kehidupan manusia yang terbentang sepanjang sejarah selalu dibayang-bayangi
oleh apa yang disebut agama. Agama berperan dalam tiga kawasan kehidupan
manusia. Kemukakan ketiga hal tersebut !
Jawab:
·
Kawasan pertama adalah kawasan yang
kebutuhan manusiawi dapat dipenuhi dengan kekuatan manusia sendiri.
·
Kawsan kedua, meliputi wilayah yang
manusia merasa aman secara moral.
·
Kawasan ketiga, merupakan daerah yang
manusia secara total mengalami ketidakmampuannya.
9. Kemukakanlah
secara jelas, pengertian agama, golongan
masyarakat, dan fungsi agama!
Jawab:
a. Agama
adalah sistem
kepercayaan dan praktek dimana suatu kelompok manusia berjuang menghadapi
masalah-masalah akhir kehidupan manusia.
b. Golongan
masyarakat dapat diartikan sebagain penggolongan anggota-anggota masyarakat ke
dalam suatu kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama atau dianggap
sejenis.
c. Fungsi
agama adalah peran agama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di
masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris karena adanya
keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu , diharapkan agama
menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan
sebagainya.
10. Menurut
anda, bagaimana pengaruh agama terhadap golongan masyarakat?
Jawab:
Menurut saya pengaruh agama terhadap
golongan masyarakat terdapat pada tiga aspek yaitu aspek kebudayaan, system social
dan aspek kepribadian. karena ketiga aspek tersebut merupakan fenomena social yang kompleks dan
terpadu yang pengaruhnya dapat diamati pada prilaku manusia.
11. Menurut
anda, bagaimana peran pemimpin Agama dalam pembangunan !
Jawab
:
Peran pemimpin
Agama dalam pembangunan yaitu Peranan para pemimpin agama dalam kegiatan
pembangunan, bukan saja lantaran para pemimpin agama merupakan salah satu
komponen itu sendiri, melainkan juga karena pada umumnya pembangunan
diorientasikan pada upaya-upaya manusia yang bersifat utuh dan serasi antara
kemajuan aspek lahiriah dan kepuasan aspek batiniyah.
12. Uraikan
secara jelas !
a.
Esensi konflik
b.
Jenis-jenis konflik
c.
Sumber-sumber konflik
Jawab
:
a. Esensi
konflik :
Konflik adalah sebuah pertentangan yang
terjadi dalam masyarakat sebagai sebuah fenomena atau dinamika sosial yang
terjadi sehari-hari.
b. Jenis-jenis
konflik :
1.
Konflik Dilihat
dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi dua
macam, yaitu: konflik fungsional (Functional Conflict) dan konflik
disfungsional (Dysfunctional Conflict). Konflik fungsional adalah
konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja
kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi
pencapaian tujuan kelompok.
2.
Konflik Dilihat
dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan Freeman
(1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
a.)
Konflik dalam
diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling
bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
b.)
Konflik
antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena perbedaan
kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan
individu yang lain.
c.)
Konflik antara
individu dan kelompok (conflict among individuals and groups). Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok
tempat ia bekerja.
d.)
Konflik antar
kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same
organization). Konflik ini terjadi karena masing - masing kelompok memiliki
tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya.
e.)
Konflik antar
organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi jika
tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi
organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama.
f.)
Konflik antar
individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in
different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau
perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota
organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang
menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.
3.
Konflik Dilihat
dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
Winardi (1992:174) membagi konflik menjadi empat macam, dilihat dari posisi
seseorang dalam struktur organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah
sebagai berikut:
a.)
Konflik
vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan
yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
b.)
Konflik
horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki kedudukan
yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan,
atau antar departemen yang setingkat.
c.)
Konflik
garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan ini yang biasanya
memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai
penasehat dalam organisasi.
d.)
Konflik peran,
yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran
yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada juga
klasifikasi lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn, et al. (1982), yang membagi konflik atas: substantive conflict, emotional
conflict, constructive conflict, dan destructive conflict
c. Sumber-sumber
konflik
1.
Konflik dalam
diri pribadi atau individu ( Intraindividual Cinflict)
Menurut wijono,
terdapat tiga jenis konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak di capai
adalah sebagai berikut :
a.) Appoarch-appoarch conflict,
yaitu kondisi dimana seseorang di dorong untuk melakukan pendekatan positif
terhadap dua persoalan bahan lebih, namun tujuan-tujuan yang dicapai saling
terpisah antara satu dengan yang lain
b.) Appoarch-avoidance Conflict,
yaitu kondisi dimana seseorang didorong untuk melakukan pendekatan pada
persoalan-persoalan yang mengacu dalam satu tujuan dan pada waktu yang
bersamaan didorong untuk melakukan pada persoalan-persoalan tersebut dan
tujuannya dapat megandung nilai positif dan negatif bagi orang yang mengalami
konflik tersebut
c.)
Avoidance-avoidance
conflict,
yaitu kondisi dimana seseorag didorong untuk menghindari dua atau lebih
permasalahan yang berdampak negatif tapi tujuan-tujuan yang dicapai saling
terpisah satu sama lain
2.
Konflik yang
bersangkut paut dengan ambigius dan peran
Di dalam suatu
organisasi atau kelompok, konflik seringkali tejadi sebab adanya perbedaan
ambigus dan peran dalam tanggung jawab dan tugas terhadap sikap-sikap,
nilai-nilai dan harapan-harpan yang telah ditetapkan dalam sebuah kelompok atau
organisasi.
13. Dilema
Agama: suatu analisis terhadap Agama dan sebagai motivator tindakan sosial,
Menurut anda, mengapa di sebut dilema ?
Jawab :
Karena
kita ketahui penertian dari dilema bahwa situasi sulit yang mengharuskan orang
menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan
atau tidak menguntungkan, situasi yang sulit dan membingungkan Karena pada
dasarnya semua agama mengajak kepada kebaikan. Tetapi ketika seorang semakin
yakin kepada agamanya, dan keyakinan semakin baik “orang baik“ justru semakin
kuat membenarkan dirinya untuk tidak toleran kepada orang lain, bahkan mereka
merasa berhak mengejar-ngejar orang yang tidak sefaham dengan dirinya, Ia
justru menjadi sumber keonaran.
14. Menurut
Weber dalam tindakannya manusia (sosial) terdiri atas 4 jenis tipe ideal,
kemukakan 4 jenis tipe ideal yang
dimaksud !
Jawab :
·
Tingkah laku manusia zweckra-tional atau
rasional tujuan; yaitu tingkah laku manusia cita-cita rasional.
·
Tingkah laku wertrational atau rasional
nilai; yaitu tindakan yang mengejar nilai-nilai daripada memperhitungkan
sarana-sarana dengan cara yang evaluative netral.
·
Tindakan afektif atau emosional; yaitu
tingkah laku yang berada di bawah dominasi perasaan secara langsung.
·
Tindakan tradisional; yaitu tingkah laku
yang berdasarkan kebiasaan yang muncul dari praktik-praktik yang mapan dan
menghormati otoritas yang ada.
15. Kemukakan
secara jelas !
a. Gejala
dan definisi modernisasi
b. Beberapa
pandangan tentang proses modernisasi
c. Agama
dan modernisasi.
Jawab:
a.
Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk
pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang
berkembang kea rah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan
masyarakat yang lebih maju, berkembang dan makmur.
b.
Menurut Widjojo Nitisastro, modernisasi
adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama-sama yang tradisional
atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, kearah pola-pola
ekonomis dan politis.
c.
Disini peran penting pemimpin agama
untuk dapat menginterpretasikan agama dari sudut pandang, rasional, universal
yang sesuai dengan kebutuhan umat manusia dan zaman sehingga agama tidaklah dipandang
sebagai momok penghalang dari era modern ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar