Kamis, 30 Maret 2017

Tugas Al-Islam Kemuhammadiyahan VI



MAKALAH
WAWASAN ILMU PENGETAHUAN



  

KELOMPOK I

                       Siti Miftahul Jannah        
                               Alman                                 
                        Rini Purnamasari               
                  Nuhrasa Verdiana Marsa      

Nama Dosen : Drs. Samhi Muawan Djamal, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
 2017



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu. Manusia tercipta dengan kodarat memiliki rasa keingintahuan yang lebih besar dibandingkan dengan binatang.  Kemudian hal itu jugalah yang membedakan manusia dengan binatang.  Disamping memiliki rasa keingintahuan yang besar, manusia juga melakukan proses yang dinamakan “berfikir”. Dalam dunia ilmu dan pengetahuan, eksistensi manusia dengan berfikir itu menjadi realita. Karena berfikir itu di anggap sebagai sumber eksistensi maka kemudian lahirlah penyelidikan sistematik tentang pola-pola dan hukum-hukum berfikir yang dipelajari oleh logika.
Pada adasarnya Ilmu Pengetahuan dan Penelitian sangatlah berkaitan dan hampir tidak bisa dipisahkan, sebab ilmu akan berkembang karena adanya penelitian. Dewasa ini kita melihat bahwa dunia semakin maju itu juga karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk itu kita disini sebagai calon pemimpin masa depan perlu dibekali dengan ilmu-ilmu penelitian, dengan harapan kita bisa membaca gejala-gejala alam yang ada baik gejala dari ilmu pengetahuan alam maupun gejala dari ilmu pengetahuan sosial dan diharapkan kita juga mampu menyelesaikan masalah dari gejala-gejala tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari ilmu pengetahuan?
2.      Bagaimana eksistensi manusia dalam ilmu pengetahuan?
3.      Bagaimana relevansi ilmu pengetahuan dan penelitian?

C.    Tujuan  Makalah
1.      Mampu memahami pengertian dari ilmu pengetahuan.
2.      Mampu mengerti eksistensi manusia dalam ilmu pengetahuan.
3.     Mampu menjelaskan relevansi ilmu pengetahuan dan penelitian.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ilmu Pengetahuan
Pengertian ilmu bermakna ganda, seperti apa yang terjadi dikalangan ahli agama, filsafat, ilmuwan atau peneliti. Dari masing-masing para ahli memiliki persepsi yang berbeda. Secara etimologi istilah ilmu berasal dari science, dan dalam bahasa indonesia pemakaian istilah ilmu sudah jarang dipakai karena bisa diterapkan pada ilmu hitam, ilmu klenik perdukunan dan sebagainya.
Untuk menghindari adanya salah tafsir, maka istilah science diterjemahkan saja dengan sains. Dalam yunani kuno istilah sains disebut dengan scientia yang berarti suatu pengetahuan umum yang sifatnya empiris.
Beberapa ahli berpendapat tentang batasan/definisi sains, yaitu :
1. Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun bangunannya dari dalam (Hatta, 1953:13).
2. Ilmu pengetahuan ialah suatu yang komplek atau disiplin pengetahuan tentang bidang realita tertentu yang didasarkan pada fakta dan disusun serta dihubungkan secara sistematik dan menurut hukum-hukum logika (Polak,1968:3).
3. Ilmu yang dihubungkan dengan observasi, deskripsi, klasifikasi, pengukuran, eksperimen, generalisasi, eksplanasi, prediksi, evaluasi, dan kontrol terhadap dunia (Sills,1968:84).
Dengan demikian para ahli mendefinisikan ilmu pengetahuan berbeda-beda, setelah abad ke-20 sains telah diberikan arti sebagai suatu pengetahuan yang sistematik tentang suatu hubungan sebab-akibat.
Menurut UU No 18 tahun 2002, Ilmu pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan  dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi oleh metodologi ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif untuk  menerangkan pembuktian gejala alam dan/atau gejala memasyarakatan tertentu.  
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yg disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Jadi pada intinya ilmu pengetahuan (science) ialah hasil pengolahan kembali pengetahuan (knowledge) melalui pengujian menggunakan metode ilmiah yang didukung oleh sekumpulan bukti dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Sehingga agar pengetahuan menjadi ilmu perlu dilakukan pengujian ilmiah terlebih dahulu.

B.     Eksistensi Manusia dalam IlmuPengetahuan.
Didalam menghadapi ilmu, biasanya dimulai dengan adanya sebuah pertanyaan. Mengapa ilmu atau penelitian itu harus ada? Pertanyaan seperti ini sangatlah luas penjabarannya. Pertanyaan ini baru akan terjawab jika manusia berperan penting dalam menyelesaikan atau memecahkan pertanyaan itu. Dengan demikian manusia bisa menyimpulkan bahwa ilmu atau penelitian berpangkal atau bersumber dari eksistensi manusia yang pada hakikatnya memiliki sifat selalu ingin tahu. Hal ini pula yang membedakan antara manusia dengan binatang. Binatang hanya bisa mengetahui apa yang mereka lihat secara fisik, dalam artian mereka hanya bisa melihat wujud luarnya saja tanpa mengetahui apa yang ada didalam yang mereka lihat tersebut. Berbeda dengan manusia, manusia selalu ingin tahu dengan apa yang mereka lihat.
Manusia ilmuan adalah manusia yang paling radikal karena selalu ingin tahu sampai pada yang hakiki, dan berusaha menyingkirkan segala macam rintangan yang ada, dan menurut manusia dalam ilmu dan penilitian tidak ada dogma atau hal yang tabu untuk di ungkap.
Secara hakiki, para ahli fikir mempunyai filsafat yang disebut “breakthrough” yang artinya selalu ingn tahu, ingin menembus kebelakang tembok yang dihadapi. Contohnya seperti masalah seks. Jika dalam masyarakat biasa, seks merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. Namun jika hal ini dihadapkan pada para pemikir atau para filosofis, seks tidak lagi menjadi hal yang tabu, akan tetapi menjadi hal yang biasa untuk dibahas.
Manusia ingin tahu itupun tidak dangkal, tidak hanya sekedar ingin tahu saja. Sebab mereka ingin mengetahui untuk bahan persiapan lebih lanjut untuk lebih mengerti pengetahuan yang hakiki. Disamping itu, ilmu dan penelitian berpangkal pada eksistensi manusia yang selalu ingin bertanya. Tujuan manusia bertanya bermacam-macam. Bukan hanya sebagai bahan lelucon atau permainan belaka. Jika dikaji lebih luas dan mendalam apa hakikat bertanya itu, berikut akan disebutkan apa tujuan dari bertanya tersebut. Diantaranya:
a.       Untuk menciptakan persoalan
b.      Terarah untuk memperoleh jawaban
c.        Untuk merangsang melakukan penalaran.
Dalam membuat pertanyaan biasanya manusia menggunakan jenis-jenis pertanyaan sebagai berikut;
a.       Where (dimana)
b.      When (bilamana/kapan)
c.        How (bagaimana)
d.      Why (mengapa)
e.       What (apa)
Disamping manusia sebagai makhluk yang selalu ingin tahu dan bertanya maka dari itu manusia disebut sebagai makhluk yang berfikir. Aristoteles menyebutnya sebagai “animal rationale”. Manusia tidak hanya mengalami tapi manusia melakukan proses mental yang namanya berfikir. Ucapan Aristoteles yang masyhur itu sampai kini masih terkenal karena dengan berfikir itu manusia memiliki eksistensi yang spesifik dalam dunia ini. Manusia tidak hanya sekedar berfikir tapi manusia menyadari sejauh mana eksistensi berfikir yang dimiliki. Hal ini tidak berarti semua tindakan manusia bersifat rasional, tetapi kadang manusia bertindak tidak rasional. Seperti halnya ucapan Descartes yang berbunyi “cogito ergo sum, artinya aku berfikir oleh karena itu aku ada”.
Jika dilihat dari seluruh cakrawala pengetahuan manusia dari dulu sampai sekarang maka pengetahuan manusia tecakup dalam tiga dunia yaitu:
1.      Dunia das sien (dunia empiris)
2.       Dunia das sollen (dunia normative)
3.      Dunia metaphysic (dunia agama atau filsafat metafisik)
Eksistensi pengetahuan manusia yang luas sebenarnya merupakan hasil dari kegiatan budi manusia. Jika diamati lebih dalam lagi maka pengetahuan manusia sukar dinyatakan homogen, tetapi terdapat beberapa sifat pengetahuan yang berbeda didalamnya. Karena itu manusia dapat malakukan pengelompokan. Para ahli filsafat mengelompokan menjadi empat jenis yaitu:
1.      Filsafat (philosophy)
2.      Ilmu (science)
3.      Seni (art)
4.      Agama (religion)
Ilmu tak lagi memperhatikan dari segi metafisik tapi hanya memperhatikan segi empiris. Pengaruh pandangan yang positif dan mekanis kemudian ilmu telah diberikan makna yang sangat positif dan akhirnya dinyatakan bahwa ilmu bukan lahir dari filsafat tetapi ilmu adalah hasil dari penyelidikan manusia yang berkesinambungan.

C.    Relevansi antara Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Dari berbagai ahli yang mencoba membuat definisi penelitian yang tepat, pada dasarnya penelitian adalah suatu proses penyelidikan atau pencarian sesuatu (fakta dan prinsip-prinsip) yang dilakukan secara sistematis, hati-hati, kritis (critical thinking) dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga penelitian merupakan metode berpikir secara kritis.
Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat multi dimensional, sehingga dapat didefinisikan dalam berbagai cara dan tidak baku. Walau demikian ilmu pengetahuan perlu dilihat sebagai suatu dasar (basic) proses berpikir manusia dalam melaksanakan berbagai penelitian. Untuk itu ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan metode dan proses penelitian tersebut.
Para ahli menyebutkan bahwa tidak mungkin memisahkan ilmu dengan penelitian dan diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang sama. Almack (1930) mengatakan bahwa penelitian dan ilmu merupakan hasil dan proses. Penelitian merupakan proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Whitney (1960) menegaskan bahwa ilmu dan penelitian merupakan proses yang berlangsung secara bersama-sama. Artinya ilmu dan penelitian adalah proses yang sama sedangkan hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Kebenaran yang dimaksudkan adalah pengetahuan yang benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkeinginan untuk mengujinya.
Dengan relevansi/ hubungan tersebut dapat disebutkan berbagai aspek yang menjadi peranan dari ilmu dan penelitian sehingga dapat disebutkan sesuatu yang dilakukan itu merupakan karya keilmuan, seperti;
a.       Mencandra/ Deskripsi
Fungsi ini berusaha untuk menggambarkan atau menjelaskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan.
b.      Menerangkan/ Eksplanasi
Fungsi ini berusaha untuk menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari munculnya permasalahan atau terjadinya peristiwa-peristiwa.
c.       Penyusunan Teori
Fungsi ini berusaha untuk menyusun teori/ prinsip/ aturan-aturan mengenai hubungan antara kondisi/ peristiwa yang satu dengan yang lain.
d.      Peramalan/ Prediksi
Fungsi ini berusaha untuk mengadakan ramalan/ prediksi, estimasi dan proyeksi terhadap permasalahan/ peristiwa dan dampak yang akan terjadi.
e.       Pengendalian/ Controling
Fungsi ini berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan pengendalian terhadap permasalahan/ peristiwa/ gejala.
Perguruan Tinggi sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi perlu melaksanakan kegiatan penelitian sebagai perwujudan dari pelaksanaan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen (tenaga pengajar) sebagai perangkat yang penting dalam kegiatan akademik di perguruan tinggi mempunyai kewajiban mengemban ketiga tugas tersebut.
Salah satu usaha yang dapat ditempuh adalah berusaha untuk melakukan penelitian sendiri artinya penelitian dilakukan secara mandiri dan sesuai degan etika penelitian baik oleh para dosen atau perguruan tinggi atau dengan melibatkan dosen dan mahasiswa. Penelitian yang mampu dilakukan secara mandiri nantinya akan mampu meningkatkan kualitas dosen maupun perguruan tinggi. Dalam rangka usaha tersebut, pengetahuan dan ketrampilan para dosen terhadap penelitian sangat perlu, terutama Metodologi Penelitian. Hubungannya dengan peningkatan kegairahan meneliti para mahasiswa maka diharapkan dalam setiap mata kuliah yang diajarkan ada satu mata kuliah khusus tentang Metodologi Penelitian. Melalui penelitian, diharapkan akan muncul pengetahuan-pengetahuan baru atau terobosan-terobosan yang berguna bagi perguruan tinggi maupun pembangunan suatu bangsa.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu. Manusia tercipta dengan kodarat memiliki rasa keingintahuan yang lebih besar dibandingkan dengan binatang. Kemudian hal itu jugalah yang membedakan manusia dengan binatang. Disamping memiliki rasa keingintahuan yang besar, manusia juga melakukan proses yang dinamakan “berfikir”. Dalam dunia ilmu dan pengetahuan, eksistensi manusia dengan berfikir itu menjadi realita. Karena berfikir itu di anggap sebagai sumber eksistensi maka kemudian lahirlah penyelidikan sistematik tentang pola-pola dan hukum-hukum berfikir yang dipelajari oleh logika.
Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan pemecahannya. Suatu penelitian dapat diperinci dalam tujuh tahapan yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan, antara lain perencanaan, pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian, pengambilan contoh (sampling), penyusunan daftar pertanyaan, kerja lapangan, editing dan coding, analisis dan laporan, serta kesimpulan.

B.     Saran
Penelitian diharapkan dapat dilakukan sendiri secara mandiri, efisien, efektif, kritis, dan didasarkan pada etika kebenaran karena hal tersebut merupakan aspek yang harus selalu menjadi perhatian utama untuk menghasilkan suatu ilmu yang mampu diterima masyarakat secara universal.


                                                     DAFTAR PUSTAKA
 
Ghoni, Djunaidi M. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Rahardjo, Mudjia. 2010. Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Diakses di http://mudjiarahardjo.com/artikel/140-penelitian-dan-pengembangan-ilmu-pengetahuan.com pada tanggal 29 Maret 2017.








1 komentar:

  1. Titanium Frames
    Titanium Frames is a website designed to provide players with a solid gaming experience, designed to provide urban titanium metallic an titanium band ring immersive experience titanium scooter bars of their titanium dab tool own. They provide  Rating: 3.7 titanium astroneer · ‎7 reviews

    BalasHapus