Selasa, 04 Juli 2017

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)



“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PAIKEM
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PADA KELAS XI IPS MA AL-MAWASIR LAMASI”

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam kehidupan ini, karena dengan pendidikan seseorang dapat mengerti dan mengetahui segala sesuatu entah itu tentang kehidupan, alam semesta maupun tentang ilmu – ilmu yang ada dalam dunia ini. Sehingga pendidikan itu hendak diperhatikan dengan sungguh – sungguh baik dari kalangan pemerintah, masyarakat dan keluarga, Karena dengan pendidikan ini akan menciptakan suatu sumber daya manusia yang mempunyai intelektualitas yang tinggi yang akan bermanfaat bagi perubahan dan kemajuan bangsa.
Namun, dewasa ini, sering kita melihat kualitas pendidikan di Indonesia mengalami degradasi dari masa-kemasa. Hal ini disebabkan beberapa faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internalnya ialah berkurangnya minat peserta didik dalam proses belajar mengajar disebabkan cara mengajar guru yang terkesan monoton dan itu-itu saja terkhusus pada mata pelajaran sosiologi yang mayoritas menggunakan metode ceramah.
Aktivitas belajar yang tidak monoton sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak.  Mengapa demikian? Karena salah satu faktor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan kata-kata mutiara yang diberikan oleh seorang filosof kenamaan dari Cina, Konfusius sesuai yang dikutip Hisyam Zaini. Dia mengatakan: Apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat dan apa yang saya lakukan saya faham.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dan meningkatan aktivitas belajar siswa dalam megikuti pelajaran, ada beberapa metode mengajar yang tepat digunakan. Surakhmad (1984:15) mengatakan, “Ada beberapa jenis metode mengajar yang tepat digunakan oleh guru dalam menyapaikan materi. Metode ini adalah metode ceramah, metode latihan, Metode kerja kelompok, metode diskusi, metode demontrasi, metode pembagian tugas, metode karya wisata”. Tiap-tiap metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jadi, guru harus pandai memilih metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Oleh karena itu, Departemen Pendidikan Nasional melalui telah mencoba mengembangkan metode tersebut dalam strategi pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif,Inovatif,  Efektif dan Menyenangkan). 
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengenai PERANAN METODE PEMBELAJARAN PAIKEM  UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS XI IPS MA AL-MAWASIR LAMASI.

Sumber :

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian: “PERANAN METODE PEMBELAJARAN PAIKEM  UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi, Kec. Lamasi Kab. Luwu)” dan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, perumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana peranan metode pembelajaran paikem  untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kelas xi ips ma al-mawasir lamasi?”

C.    Tujuan
Penelitian tindakan kelas “Peranan Metode Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi” ini bertujuan untuk :
1.      Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi.
2.      Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran sosiologi di MA Al-Mawasir Lamasi.
3.      Terciptanya iklim kelas yang menyenangkan sehingga siwa tidak merasa jenuh.
4.      Mengoptimalkan keaktifan dan kreatifitas siswa.

D.    Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1.      Siswa : proses belajar mengajar sosiologi di kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi menjadi menarik dan menyenangkan serta hasil belajar sosiologi menjadi meningkat.
2.      Guru : ditemukan strategi pembelajaran yang tepat (tidak konvensional), tetapi bersifat variatif dan inovatif.
3.      Sekolah : meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi.

(Sumber : Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.)


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Pustaka
1.      Hakekat Metode Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan guru-murid untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Jadi metode pembelajaran adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, atau dengan kata lain metode pembelajaran digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Metode dan teknik didalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku yang terkandung didalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain, metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang menyangkut keterampilan atau sikap. Sebagai contoh :
a.       Tujuan untuk aspek pengetahuan (siswa dapat menjelaskan konsep kebersihan).
b.      Tujuan untuk aspek keterampilan (siswa dapat membersihkan ruangan kelas).
c.       Tujuan untuk aspek sikap (siswa menghargai kebersihan).
Untuk tujuan pertama (aspek pengetahuan), metode tanya jawab dan diskusi dapat digunakan. Untuk tujuan kedua (aspek keterampilan) tidak cukup hanya hanya dengan bicara (tanya jawab dan diskusi), akan tetapi harus sampai pada praktik membersihkan ruangan di bawah bimbingan guru. Apalagi untuk tujuan ketiga (aspek sikap), tidak semudah itu tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam hal ini kita perlu memilih strategi yang lebih tepat, termasuk pembiasaan dan disertai contoh dari guru. Jadi, jelas bahwa strategi belajar mengajar yang digunakan dipengaruhi oleh tujuan pengajaran itu sendiri. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.       Faktor Tujuan
Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada didalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan dan diupayakan semata-mata untuk mencapai tujuan.
Tujuan pengajaranmenggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki siswa setelah proses belajar mengajar selesai dilaksanakan. Tingkah laku yang harus dimiliki siswa dapat dikelompokkan kedalam kelompok pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penggunaan strategi atau metode dan teknik didalam proses belajar mengajar tergantung pada tingkah laku yang terkandung didalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain, metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang menyangkut keterampilan atau sikap.
b.      Faktor Materi
Dilihat dari hakekatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap penggunaan cara dan teknik di dalam proses belajar mengajar. Barangkali atas dasar inilah maka tiap bidang studi atau mata pelajaran memiliki strategi yang berbeda dengan mata pelajaran lain, sehingga muncul metodik khusus mata pelajaran, seperti metodik khusus IPA, metodik khusus matematika, metodik khusus IPS, dan sebagainya.
Secara teoritis dalam ilmu atau mata pelajaran terdapat beberapa sifat materi, yaitu: fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap (nilai). Mengajarkan materi-materi tersebut berbeda antara yang satu dengan yang lain bergantung kepada sifatnya.
1)      Mengajarkan fakta
Mengajarkan fakta kelihatannya tidak terlalu sulit, sebab tujuan utamanya ialah supaya siswa tetap ingat terhadap fakta yang diajarkan atau yang dipelajarinya.
2)      Mengajarkan konsep
Mengajarkan konsep bukan sekadar supaya siswa hapal akan konsep tersebut. Akan tetapi, yang lebih utama ialah supaya siswa memahami atribut-atribut konsep tersebut. Untuk itu antara lain kita dapat mengguanakan metode diskusi dengan pendekatan deduktif atau induktif.
3)      Mengajarkan prinsip
Tujuan mengajarkan prinsip bukan sekadar supaya siswa
4)      Mengajarkan pemecahan masalah
Bebrapa langkah umum pemecahan masalah yang dapat ditempuh ialah :
a)      Mengenal permasalahan.
b)      Merumuskan masalah.
c)      Mengumpulkan berbagai data atau keterangan untuk pemecahan masalah.
d)     Merumuskan dan menyeleksi kemungkinan pemecahan masalah.
e)      Implementasi dan evaluasi. Dalam hal ini tugas guru memberi pengarahan dan bimbingan di dalam setiap langkah pemecahan masalah tersebut.
5)      Mengajarkan keterampilan motorik
Mengerjakan keterampilan motorik (prosedur praktik). Tujuan utamanya adalah supaya siswa mampu melakukan praktik keterampilan tersebut. Metode yang dapat digunakan antara lain simulasi atau demonstrasi yang diikuti dengan latihan.
6)      Mengajarkan sikap
Mengajarkan sikap lebih sulit dan memerlukan waktu yang relative lebih lama. Tujuan utama mengajarkan sikap ialah supaya siswa memiliki sikap atau nilai tertentu. Untuk itu perlu ada upaya penghayatan, contoh, dan pembiasaan.
c.       Faktor Siswa
Siswa sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses belajar mengajar, sebab tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk mengubah perilaku siswa itu sendiri. Itulah sebabnya sangat tidak bijaksana bila proses belajar mengajar tidak didasarkan pada faktor siswa itu sendiri. Sehubungan dengan itu beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ialah jumlah siswa yang terlibat didalam proses belajar mengajar. Metode dan teknik yang digunakan didalam proses belajar mengajar antara lain bergantung pada jumlah siswa.
Metode dan teknik yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan jumlah siswa puluhan orang akan berbeda dengan metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar dengan jumlah siswa beberapa orang saja. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan bahwa:
1)      Siswa sebagai keseluruhan. Dalam arti segala aspek pribadinya diperhatikan secara utuh.
2)      Siswa sebagai pribadi tersendiri. Setiap siswa memiliki perbedaan dari yang lain dalam hal: kemampuan, cara belajar, kebutuhan, dan sebagainya, yang berkaitan erat dengan proses belajar mengajar.
3)      Tingkat perkembangan siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran.
Faktor fasilitas turut menentukan proses dan hasil belajar, bila kita merencanakan akan menggunakan metode demonstrasi di dalam mengajarkan suatu keterampilan tertentu kepada siswa dengan menggunakan alat pelajaran yang telah ditetapkan. Akan tetapi, jika ternyata alatnya kurang lengkap atau sama sekali tidak ada, maka proses yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan hasilnya tidak akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
d.      Faktor Waktu
Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu ialah beberapa puluh menit atau beberapa jam pelajaran waktu yang tersedia untuk proses belajar mengajar. Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu ialah kapan atau pukul berapa pelajaran itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore, atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar yang terjadi.
e.       Faktor Guru
Faktor guru adalah salah satu faktor penentu, pertimbangan semua faktor diatas akan sangat bergantung kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran.

Sumber :
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

2.      PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan)
a.      Pengertian
Pembelajaran  aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) adalah salah satu metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Departemen Penddidikan Nasional (Depdiknas) dalam rangka untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia yang menekankan pada proses pembelajaran bukan proses pengajaran, yang mana guru hanya sebagai fasilitator bukan sebagai actor atau pemeran utama dalam proses belajar mengajar.
Aktif
Yang dimaksud ialah bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif untuk bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan pendapatnya. Belajar merupakan proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya. Siswa bukanlah gelas kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pelajaran, pengetahuan atau informasi.
Inovatif
Yang dimaksud ialah dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide, gagasan atau inovasi baru yang positif dan lebih baik.
Kreatif
Dalam setiap proses pembelajaran, guru harus mampu menciptakan kegiatan yang bergam, tidak monoton serta mampu membuat alat bantu atau media belajar yang sederhana yang dapat memudahkan pemahaman siswa.
Efektif
Yakni selama proses pembelajaran berlangsung dalam mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran, siswa dapat menguasai kompetensi serta keterampilan yang diharapkan.
Menyenangkan
Suasana belajar mengajar yang nyaman dan menyenangkan. Siswa selaku subjek belajar tidak merasa takut, canggung dan tertekan serta berani untuk mencoba.

b.      Model Pembelajaran PAIKEM
Berikut ini ada beberapa macam model pembelajaran berbasis PAIKEM, diantaranya yaitu:

Every One is a Teacher Here (Setiap siswa sebagai guru)
Langkah-langkah penerapannya sebagai berikut:
1.      Bagikan kertas, mintalah siswa untuk menuliskan pertanyaannya tentang materi yang dipelajari.
2.      Kumpulkan kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing siswa dan usahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang menulisnya.
3.      Undang salah satu dari mereka untuk membacakan pertanyaan dan jawabannya, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk berkomentar dan melengkapi jawabannya.
4.      Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
5.      Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
The Power of Two and Four (Menggabung 2 dan 4 kekuatan)
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.      Berikan permasalahan yang berkaitan dengan materi, mintalah kepada siswa untuk mengerjakan secara perorangan.
2.      Siswa diminta berpasangan-pasangan untuk mendiskusikan jawabannya kembali, dan sepakati bersama hasilnya yang baru.
3.      Siswa diminta bergabung setiap dua pasang menjadi satu kelompok, diskusikan kembali dan sepakati bersama hasilnya yang baru.
4.      Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Index Card Match (Mencari pasangan kartu yang sesuai)
Langkah-langkah penerapannya sebagai berikut:
1.      Buatlah pertanyaan terkait materi dan jawaban pada potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas.
2.       Kocoklah semua kertas tersebut  sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban dan bagikan kepada setiap siswa satu kertas.
3.      Mintalah peserta untuk berdiri dan membaca kertas yang dibawahnya (boleh pertanyaan atau jawaban).
4.      Mintalah yang menjadi pasangan untuk berdiri membacanya. Demikian seterusnya.
5.      Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut.
Jigsaw Learning
Langkah-langkah penerapannya sebagai berikut:
1.      Pilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa sub bab (bagian).
2.      Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok sesuai dengan sub bab yang ada.
3.      Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda sesuai jatah sub babnya.
4.      Setiap kelompok mendelegasikan salah satu anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari  dikelompoknya.
5.      Kembalikan suasana kelas seperti semula, kemudian tanyakan jika ada persoalan-persoalan yang tidak terselesaikan atau terpecahkan dalam kelompok.
6.      Berilah siswa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
7.      Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

Card Sort
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.      Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai SK dan KD mata pelajaran. Isi kartu terdiri dari kartu induk atau topik utama dan kartu rincian).
2.      Seluruh kartu diacak agar tidak tercampur.
3.      Perintahkan setiap siswa untuk bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.
4.      Setelah kartu induk dan kartu rinciannya ditemukan, perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan secara urut.
5.      Lakukan pengoreksian bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
6.      Mintalah salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya.
7.      Berikan apresiasi dari setiap hasil kerja siswa.
8.       Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Gallery Walk
Langkah-langkah penerapannya sebagai berikut:
1.      Peserta dibagi kedalam beberapa kelompok
2.      Kelompok diberikan kertas plano atau flip cart
3.      Tentukan topik atau tema pelajaran
4.      Hasil kerja kelompok di tempel di dinding
5.      Masing-masing kelompok berputar mangamati hasil kerja kelompok lainnya
6.      Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain.
7.      Koreksi bersama-sama
8.      Klarifikasi dan penyimpulan.
Sumber :
c.       Komponen dalam pelaksanaan PAIKEM
1.      Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud
2.      Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
3.      Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4.      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5.      Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6.      Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7.      Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8.      Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM.  Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAIKEM.’

Sumber :

3.  Aktivitas Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Contoh lain, sebut saja Maharani, yang tadinya tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan adalah karena Maharani sudah belajar berjalan, begitu juga individu menjadi pintar bila rajin belajar memahami ilmu tersebut.
Belajar menurut Gagne (1984), adalah suatu proses di mana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku dan pengalaman.
Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor (Nanang Hanafiah, 2010:23).
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).
Paul B. Diedrich yang dikutip dalam Nanang hanafiah dan Cucu suhana (2010:24) menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut:
1)      Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2)      Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara diskusi dan interupsi
3)      Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, atau mendengarkan radio.
4)      Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes serta mengisi angket.
5)      Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu menggambar, membuat grafik, diagram, peta dan pola.
6)      Kegiatan-kegiatan motorik (motor activities), yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun. 
7)      Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), yaitu merenungkan mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8)      Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), yaitu minat, membedakan, berani, tenang, merasa bosan dan gugup.
Dengan adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan-kegiatan tersebut dapat tercipta di sekolah, pastilah sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.

Sumber :
http://www.kajianpustaka.com/2014/06/pengertian-dan-jenis-aktivitas-belajar.html  (diakses pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 14.49 Wita)
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

B.     Kerangka Pikir
Kerangka pikir atau kerangka pemecahan masalah dan gambaran pola pemecahannya melalui tahapan sebagai berikut :

Keadaan sekarang
Hasilan
1.   Pembelajaran sosiologi monoton.
2.   Metode ceramah yang konvensional.
3.   Rendahnya minat siswa terhadap embelajaran sosiologi.
4.   Rendahnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran sosiologi.
1.   Guru mampu menerapkan pembelajaran dengan model PAIKEM.
2.   Kualitas pembelajaran sosiologi meningkat.
3.   Keaktifan siswa dalam memahami materi pembelajaran meningkat.
1.   Penjelasan pembelajaran stratifikasi sosial.
2.   Pelatihan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
3.   Simulasi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
Perlakuan

Evaluasi Akhir
Evaluasi Awal
                                                     Evaluasi Efek

Sumber :
Kunandar. 2007. Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial melalui Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD Kelas V SDN 01 Kali Baru Jakarta. Jakarta : Contoh Laporan PTK.
C.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir dan teori yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis penelitian dirumuskan bahwa, “jika menerapkan  metode PAIKEM, maka aktivitas belajar siswa kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu dapat meningkat.”

Sumber :
Hairil. 2011. Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Pecahan Melalui Diskusi Kelompok  Kecil Murid Kelas Ivsd Neg. 111 Pasaran Kec. Anggeraja Kab. Enrekang. Makassar : Contoh Proposal PTK

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Setting Penelitian
1.      Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Mawasir Lamasi Kecamatan Lamasi  Kabupaten Luwu. Peneliti memilih lokasi ini atas pertimbangan bahwa lokasi ini merupakan tempat yang strategis bagi peneliti karena sangat dekat dengan rumah peneliti, selain dari itu lokasi ini juga merupakan lokasi yang telah ditunjuk peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. 
2.      Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2017/2018, yaitu bulan Juli sampai dengan November 2017. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena ptk memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.
3.      Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran sosiologi melalui pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
4.      Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi Kecamatan Lamasi  Kabupaten Luwu yang berjumlah dari 20 orang siswa, yang terdiri dari 7 laki-laki dan 13 putri.

Sumber :
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

B.     Persiapan PTK
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD) : (1) mendeskripsikan stratifikasi sosial; (2) mengidentifikasi macam-macam criteria stratifikasi sosial dimasyarakat; (3) mendeskripsikan berbagai macam pengaruh stratifikasi sosial dimasyarakat.
Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa (1) Lembar Kerja Siswa; (2) Lembar pengamatan diskusi; (3) lembar evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.

Sumber :
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.


C.    Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
           1.       Siswa: yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Apakah pemahaman siswa tentang konsep stratifikasi sosial dapat meningkat dengan menerapkan metode PAIKEM.
           2.       Guru: yaitu kemampuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, apakah sesuai dengan komponen-komponen utama metode PAIKEM.
           3.       Proses pembelajaran: yaitu dengan mengamati proses yang terjadi dalam pembelajaran, meliputi aktivitas guru, siswa, dan interaksi dari berbagai unsur kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode PAIKEM.

Sumber :
Hairil. 2011. Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Pecahan Melalui Diskusi Kelompok  Kecil Murid Kelas Ivsd Neg. 111 Pasaran Kec. Anggeraja Kab. Enrekang. Makassar : Contoh Proposal PTK.

D.    Teknik  dan Alat Pengumpulan Data
1.      Teknik
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, hasil tes belajar, dan dokumentasi. Teknik tersebut  dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keaktifan implementasi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
b.      Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam PBM dan implementasi tipe PAIKEM.
c.       Tes : Dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
d.      Diskusi antar guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.

2.      Alat pengumpul data
Alat pengumpul data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, wawancara, kuesioner, dan diskusi sebagaimana berikut ini:
a.       Tes : menggunakan butir soal/ instrumen soal untuk mengukur pemahaman siswa.
b.      Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat oartisipasi dan keaktivan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi.
c.       Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran model PAIKEM.
d.      Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran model PAIKEM.
e.       Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan.
Sumber :
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

E.     Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran.
1.      Hasil belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.      Aktivitas siswa: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran sosiologi. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.      Implementasi: dengan menganalisis tingkat keberhasilan implementasi model PAIKEM kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
Sumber :
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

F.     Prosedur Penelitian
Siklus 1
      Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :
1.      Perencanaan (Planning)
a.       Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
b.      Membuat rencana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c.       Membuat lembar kerja siswa.
d.      Membuat instrument yang digunakan dalam situs PTK.
e.       Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2.      Pelaksanaan (Acting)
a.       Membaca do’a hendak belajar.
b.      Menggugah semangat siswa dengan menyanyikan lagu nasional yang berhubungan dengan materi pelajaran.
c.       Membagi siwa ke dalam delapan kelompok.
d.      Guru menyajikan materi pelajaran dan mengaitkannya dengan dalil keIslaman dan menyarankan siswa untuk membaca dalil tersebut.
e.       Guru memberikan meteri diskusi kepada tiap-tiap kelompok.
f.       Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan cara bergantian tiap-tiap anggota kelompok.
g.      Guru memberikan kuis yang terdapat poin tambahan didalamnya untuk semua siswa.
h.      Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.
i.        Melakukan pengamatan atau observasi.
3.      Pengamatan (observation)
a.       Situasi kegiatan belajar mengajar.
b.      Keaktifan siswa.
c.       Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.
4.      Refleksi (reflection)
Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data dengan melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang telah terkumpul dalam tahapan pengamatan. Dalam tahapan refleksi, peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan dan pertimbangan untuk perbaikan di siklus selanjutnya.


Siklus II
Sepertti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1.      Perencanaan (planning)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
2.      Pelaksanaan (acting)
Guru melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)  berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3.      Pengamatan (observation)
Tim peneliti (guru dan kolabolator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
4.      Refleksi (reflection)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dalam peningkatan aktivitas belajar dalam pembelajaran sosiologi di Madrasah Aliyah.
Dalam prosedur penelitian, peneliti juga membuat indikator keberhasilan dari apa yang mau ditingkatkan dalam penelitian ini, yakni :
a.       Hasil belajar siswa mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM)
b.      Aktivitas siswa dalam mata pelajaran sosiologi memiliki skor rata-rata 66 yang diperoleh dari hasil pengamatan dalam proses belajar mengajar.
c.       Efektivitas atau tingan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dikatakan berhasil jika perolehan skor rata-rata 61 hasil pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran.

Sumber :
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

G.    Rencana Kerja
Peneliti merencanakan penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan mulai dari bulan Juli sampai dengan November 2017, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No
Jenis Kegiatan
Bulan ke
1
2
3
4
5
1.
Penyusunan proposal
X




2.
Pelaksanaan siklus 1

X



3.
Pelaksanaan siklus 2


X


4.
Tabulasi dan analisis data

X
X
X

5.
Penyususnan laporan PTK



X

6.
Seminar hasil PTK




X
7.
Perbaikan laporan PTK




X
8.
Penjilidan




X

Sumber :
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar