“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
PAIKEM
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA
PADA KELAS XI IPS MA AL-MAWASIR
LAMASI”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat diperlukan dalam kehidupan ini, karena dengan pendidikan seseorang dapat
mengerti dan mengetahui segala sesuatu entah itu tentang kehidupan, alam
semesta maupun tentang ilmu – ilmu yang ada dalam dunia ini. Sehingga
pendidikan itu hendak diperhatikan dengan sungguh – sungguh baik dari kalangan
pemerintah, masyarakat dan keluarga, Karena dengan pendidikan ini akan
menciptakan suatu sumber daya manusia yang mempunyai intelektualitas yang
tinggi yang akan bermanfaat bagi perubahan dan kemajuan bangsa.
Namun,
dewasa ini, sering kita melihat kualitas pendidikan di Indonesia mengalami
degradasi dari masa-kemasa. Hal ini disebabkan beberapa faktor internal dan
eksternal. Salah satu faktor internalnya ialah berkurangnya minat peserta didik
dalam proses belajar mengajar disebabkan cara mengajar guru yang terkesan
monoton dan itu-itu saja terkhusus pada mata pelajaran sosiologi yang mayoritas
menggunakan metode ceramah.
Aktivitas
belajar yang tidak monoton sangat diperlukan oleh peserta didik untuk
mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya
menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah
diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat
informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu
cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak.
Mengapa demikian? Karena salah satu faktor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan
adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar hanya mengandalkan
indera pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar
seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan
kata-kata mutiara yang diberikan oleh seorang filosof kenamaan dari Cina,
Konfusius sesuai yang dikutip Hisyam Zaini. Dia mengatakan: Apa yang saya
dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat dan apa yang saya lakukan saya
faham.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa
dan meningkatan aktivitas belajar siswa dalam megikuti pelajaran, ada beberapa
metode mengajar yang tepat digunakan. Surakhmad (1984:15) mengatakan, “Ada
beberapa jenis metode mengajar yang tepat digunakan oleh guru dalam menyapaikan
materi. Metode ini adalah metode ceramah, metode latihan, Metode kerja
kelompok, metode diskusi, metode demontrasi, metode pembagian tugas, metode
karya wisata”. Tiap-tiap metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Jadi, guru harus pandai memilih metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik
materi pelajaran. Oleh karena itu, Departemen Pendidikan Nasional melalui telah
mencoba mengembangkan metode tersebut dalam strategi pembelajaran PAIKEM
(Pembelajaran Aktif,Inovatif, Efektif
dan Menyenangkan).
Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis tertarik mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengenai PERANAN METODE
PEMBELAJARAN
PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA PADA KELAS XI IPS MA AL-MAWASIR LAMASI.
Sumber
:
http://www.kompasiana.com/www.bohari.com/kondisi-pendidikan-diindonesia-dan-penyebab-tidak-efetifnya-hasil-belajar
(diakses pada tanggal 21 April 2017 pukul 09.56 WITA)
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian:
“PERANAN METODE PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada
Siswa Kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi, Kec. Lamasi Kab. Luwu)” dan latar
belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, perumusan masalah penelitian
ini adalah “Bagaimana peranan metode pembelajaran
paikem untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada kelas xi ips ma al-mawasir lamasi?”
C.
Tujuan
Penelitian tindakan kelas “Peranan Metode
Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPS MA
Al-Mawasir Lamasi” ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa
pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi.
2. Guru dapat meningkatkan strategi dan
kualitas pembelajaran sosiologi di MA Al-Mawasir Lamasi.
3. Terciptanya iklim kelas yang
menyenangkan sehingga siwa tidak merasa jenuh.
4. Mengoptimalkan keaktifan dan
kreatifitas siswa.
D.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1.
Siswa
: proses belajar mengajar sosiologi di kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi
menjadi menarik dan menyenangkan serta hasil belajar sosiologi menjadi
meningkat.
2.
Guru
: ditemukan strategi pembelajaran yang tepat (tidak konvensional), tetapi
bersifat variatif dan inovatif.
3.
Sekolah
: meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran sosiologi.
(Sumber
: Kunandar. 2012. Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian Pustaka
1. Hakekat
Metode Pembelajaran
Pembelajaran
adalah kegiatan guru-murid untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan metode
adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Jadi metode pembelajaran adalah upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal, atau dengan kata lain metode
pembelajaran digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Metode dan
teknik didalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku yang
terkandung didalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain, metode dan teknik
yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan
metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan
berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang menyangkut keterampilan atau
sikap. Sebagai contoh :
a. Tujuan untuk aspek pengetahuan
(siswa dapat menjelaskan konsep kebersihan).
b. Tujuan untuk aspek keterampilan
(siswa dapat membersihkan ruangan kelas).
c. Tujuan untuk aspek sikap (siswa
menghargai kebersihan).
Untuk
tujuan pertama (aspek pengetahuan), metode tanya jawab dan diskusi dapat
digunakan. Untuk tujuan kedua (aspek keterampilan) tidak cukup hanya hanya
dengan bicara (tanya jawab dan diskusi), akan tetapi harus sampai pada praktik
membersihkan ruangan di bawah bimbingan guru. Apalagi untuk tujuan ketiga
(aspek sikap), tidak semudah itu tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam hal ini
kita perlu memilih strategi yang lebih tepat, termasuk pembiasaan dan disertai
contoh dari guru. Jadi, jelas bahwa strategi belajar mengajar yang digunakan
dipengaruhi oleh tujuan pengajaran itu sendiri. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Faktor Tujuan
Tujuan merupakan faktor yang paling
pokok, sebab semua faktor yang ada didalam situasi pembelajaran, termasuk
strategi pembelajaran, diarahkan dan diupayakan semata-mata untuk mencapai
tujuan.
Tujuan pengajaranmenggambarkan
tingkah laku yang harus dimiliki siswa setelah proses belajar mengajar selesai
dilaksanakan. Tingkah laku yang harus dimiliki siswa dapat dikelompokkan
kedalam kelompok pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penggunaan strategi atau
metode dan teknik didalam proses belajar mengajar tergantung pada tingkah laku
yang terkandung didalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain, metode dan
teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda
dengan metode dan teknik untuk tujuan yang menyangkut keterampilan atau sikap.
b. Faktor Materi
Dilihat dari hakekatnya, ilmu atau
materi pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik ilmu
atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap penggunaan cara dan teknik di
dalam proses belajar mengajar. Barangkali atas dasar inilah maka tiap bidang
studi atau mata pelajaran memiliki strategi yang berbeda dengan mata pelajaran
lain, sehingga muncul metodik khusus mata pelajaran, seperti metodik khusus
IPA, metodik khusus matematika, metodik khusus IPS, dan sebagainya.
Secara teoritis dalam ilmu atau mata
pelajaran terdapat beberapa sifat materi, yaitu: fakta, konsep, prinsip,
masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap (nilai). Mengajarkan materi-materi
tersebut berbeda antara yang satu dengan yang lain bergantung kepada sifatnya.
1) Mengajarkan fakta
Mengajarkan fakta kelihatannya tidak terlalu sulit, sebab
tujuan utamanya ialah supaya siswa tetap ingat terhadap fakta yang diajarkan
atau yang dipelajarinya.
2) Mengajarkan konsep
Mengajarkan konsep bukan sekadar supaya siswa hapal akan
konsep tersebut. Akan tetapi, yang lebih utama ialah supaya siswa memahami
atribut-atribut konsep tersebut. Untuk itu antara lain kita dapat mengguanakan
metode diskusi dengan pendekatan deduktif atau induktif.
3) Mengajarkan prinsip
Tujuan mengajarkan prinsip bukan sekadar supaya siswa
4) Mengajarkan pemecahan masalah
Bebrapa langkah umum pemecahan masalah yang dapat ditempuh
ialah :
a) Mengenal permasalahan.
b) Merumuskan masalah.
c) Mengumpulkan berbagai data atau
keterangan untuk pemecahan masalah.
d) Merumuskan dan menyeleksi
kemungkinan pemecahan masalah.
e) Implementasi dan evaluasi. Dalam hal
ini tugas guru memberi pengarahan dan bimbingan di dalam setiap langkah
pemecahan masalah tersebut.
5) Mengajarkan keterampilan motorik
Mengerjakan keterampilan motorik (prosedur praktik). Tujuan
utamanya adalah supaya siswa mampu melakukan praktik keterampilan tersebut.
Metode yang dapat digunakan antara lain simulasi atau demonstrasi yang diikuti
dengan latihan.
6) Mengajarkan sikap
Mengajarkan sikap lebih sulit dan memerlukan waktu yang
relative lebih lama. Tujuan utama mengajarkan sikap ialah supaya siswa memiliki
sikap atau nilai tertentu. Untuk itu perlu ada upaya penghayatan, contoh, dan pembiasaan.
c. Faktor Siswa
Siswa sebagai pihak yang
berkepentingan di dalam proses belajar mengajar, sebab tujuan yang harus
dicapai semata-mata untuk mengubah perilaku siswa itu sendiri. Itulah sebabnya
sangat tidak bijaksana bila proses belajar mengajar tidak didasarkan pada
faktor siswa itu sendiri. Sehubungan dengan itu beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan ialah jumlah siswa yang terlibat didalam proses belajar
mengajar. Metode dan teknik yang digunakan didalam proses belajar mengajar
antara lain bergantung pada jumlah siswa.
Metode dan teknik yang digunakan
dalam proses belajar mengajar dengan jumlah siswa puluhan orang akan berbeda
dengan metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar dengan jumlah siswa
beberapa orang saja. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan bahwa:
1) Siswa sebagai keseluruhan. Dalam
arti segala aspek pribadinya diperhatikan secara utuh.
2) Siswa sebagai pribadi tersendiri.
Setiap siswa memiliki perbedaan dari yang lain dalam hal: kemampuan, cara
belajar, kebutuhan, dan sebagainya, yang berkaitan erat dengan proses belajar
mengajar.
3) Tingkat perkembangan siswa akan
mempengaruhi proses pembelajaran.
Faktor fasilitas turut menentukan
proses dan hasil belajar, bila kita merencanakan akan menggunakan metode
demonstrasi di dalam mengajarkan suatu keterampilan tertentu kepada siswa
dengan menggunakan alat pelajaran yang telah ditetapkan. Akan tetapi, jika
ternyata alatnya kurang lengkap atau sama sekali tidak ada, maka proses yang
telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan hasilnya
tidak akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
d. Faktor Waktu
Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu
yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah
waktu ialah beberapa puluh menit atau beberapa jam pelajaran waktu yang
tersedia untuk proses belajar mengajar. Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu
ialah kapan atau pukul berapa pelajaran itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore,
atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap
proses belajar mengajar yang terjadi.
e. Faktor Guru
Faktor guru adalah salah satu faktor
penentu, pertimbangan semua faktor diatas akan sangat bergantung kepada
kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya
mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran.
Sumber :
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :
Rajawali Pers.
2.
PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan)
a. Pengertian
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM) adalah salah satu metode pembelajaran yang dikembangkan
oleh Departemen Penddidikan Nasional (Depdiknas) dalam rangka untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia yang menekankan pada
proses pembelajaran bukan proses pengajaran, yang mana guru hanya sebagai
fasilitator bukan sebagai actor atau pemeran utama dalam proses belajar
mengajar.
Aktif
Yang
dimaksud ialah bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif untuk bertanya, mempertanyakan dan
mengemukakan pendapatnya. Belajar merupakan proses aktif dari siswa dalam
membangun pengetahuannya. Siswa bukanlah gelas kosong yang pasif yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pelajaran, pengetahuan atau informasi.
Inovatif
Yang
dimaksud ialah dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide, gagasan
atau inovasi baru yang positif dan lebih baik.
Kreatif
Dalam
setiap proses pembelajaran, guru harus mampu menciptakan kegiatan yang bergam,
tidak monoton serta mampu membuat alat bantu atau media belajar yang sederhana
yang dapat memudahkan pemahaman siswa.
Efektif
Yakni
selama proses pembelajaran berlangsung dalam mewujudkan ketercapaian tujuan
pembelajaran, siswa dapat menguasai kompetensi serta keterampilan yang
diharapkan.
Menyenangkan
Suasana
belajar mengajar yang nyaman dan menyenangkan. Siswa selaku subjek belajar
tidak merasa takut, canggung dan tertekan serta berani untuk mencoba.
b. Model
Pembelajaran PAIKEM
Berikut
ini ada beberapa macam model pembelajaran berbasis PAIKEM, diantaranya yaitu:
Every One is a Teacher
Here (Setiap siswa sebagai guru)
Langkah-langkah
penerapannya sebagai berikut:
1. Bagikan
kertas, mintalah siswa untuk menuliskan pertanyaannya tentang materi yang
dipelajari.
2. Kumpulkan
kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing
siswa dan usahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang menulisnya.
3. Undang
salah satu dari mereka untuk membacakan pertanyaan dan jawabannya, kemudian
mintalah kepada teman sekelasnya untuk berkomentar dan melengkapi jawabannya.
4. Kembangkan
diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan
di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
5. Guru
melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
The Power of Two and Four (Menggabung 2 dan 4
kekuatan)
Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1.
Berikan permasalahan yang berkaitan
dengan materi, mintalah kepada siswa untuk mengerjakan secara perorangan.
2.
Siswa diminta berpasangan-pasangan untuk
mendiskusikan jawabannya kembali, dan sepakati bersama hasilnya yang baru.
3.
Siswa diminta bergabung setiap dua
pasang menjadi satu kelompok, diskusikan kembali dan sepakati bersama hasilnya
yang baru.
4.
Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi,
dan tindak lanjut.
Index Card Match (Mencari pasangan kartu yang sesuai)
Langkah-langkah
penerapannya sebagai berikut:
1. Buatlah
pertanyaan terkait materi dan jawaban pada potongan kertas sejumlah siswa yang
ada di dalam kelas.
2. Kocoklah semua kertas tersebut sehingga
akan tercampur antara soal dan jawaban dan bagikan kepada setiap siswa satu
kertas.
3. Mintalah
peserta untuk berdiri dan membaca kertas yang dibawahnya (boleh pertanyaan atau
jawaban).
4. Mintalah
yang menjadi pasangan untuk berdiri membacanya. Demikian seterusnya.
5. Akhiri
proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut.
Jigsaw Learning
Langkah-langkah
penerapannya sebagai berikut:
1.
Pilih materi pembelajaran yang dapat
dibagi menjadi beberapa sub bab (bagian).
2.
Bagilah peserta menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan sub bab yang ada.
3.
Setiap kelompok mendapat tugas membaca,
memahami dan mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda
sesuai jatah sub babnya.
4.
Setiap kelompok mendelegasikan salah
satu anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka
pelajari dikelompoknya.
5.
Kembalikan suasana kelas seperti semula,
kemudian tanyakan jika ada persoalan-persoalan yang tidak terselesaikan atau
terpecahkan dalam kelompok.
6.
Berilah siswa pertanyaan untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
7.
Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi,
dan tindak lanjut.
Card Sort
Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1.
Guru menyiapkan kartu berisi tentang
materi pokok sesuai SK dan KD mata pelajaran. Isi kartu terdiri dari kartu
induk atau topik utama dan kartu rincian).
2.
Seluruh kartu diacak agar tidak
tercampur.
3.
Perintahkan setiap siswa untuk bergerak
mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.
4.
Setelah kartu induk dan kartu rinciannya
ditemukan, perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan
hasilnya di papan secara urut.
5.
Lakukan pengoreksian bersama setelah
semua kelompok menempelkan hasilnya.
6.
Mintalah salah satu penanggung jawab
kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar
dari kelompok lainnya.
7.
Berikan apresiasi dari setiap hasil
kerja siswa.
8.
Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan
tindak lanjut.
Gallery Walk
Langkah-langkah
penerapannya sebagai berikut:
1.
Peserta dibagi kedalam beberapa kelompok
2.
Kelompok diberikan kertas plano atau
flip cart
3.
Tentukan topik atau tema pelajaran
4.
Hasil kerja kelompok di tempel di
dinding
5.
Masing-masing kelompok berputar mangamati
hasil kerja kelompok lainnya
6.
Salah satu wakil kelompok menjelaskan
setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain.
7.
Koreksi bersama-sama
8.
Klarifikasi dan penyimpulan.
Sumber :
http://www.spengetahuan.com/2016/03/pengertian-paikem-dan-model-pembelajaran-paikem-terlengkap.html (diakses pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 15.13 Wita)
c.
Komponen dalam
pelaksanaan PAIKEM
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat:
rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak
orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal
terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar
bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi
berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang
ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan
pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan
percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan
keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual
perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak
dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan
sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak
kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku
ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah
memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan
alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan
kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri
anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara
lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang
terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …”
lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang
umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai
lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan
hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan
yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil
kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas
yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat
membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu
masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau
budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan
dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber
belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu
harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan
pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat
gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik
untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat
bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada
siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa
lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus
konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan.
Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan
diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan
aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas
bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika
bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan.
Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif
fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah
tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau
takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan
penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun
dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAIKEM.’
Sumber :
http://ainamulyana.blogspot.com/2013/02/pembelajaran-aktif-kreatif-menyenangkan.html (diakses pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 16.18 Wita)
3. Aktivitas Belajar
Belajar
merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu
melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya
tidak terampil menjadi terampil. Contoh lain, sebut saja Maharani, yang tadinya
tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan adalah karena Maharani sudah
belajar berjalan, begitu juga individu menjadi pintar bila rajin belajar
memahami ilmu tersebut.
Belajar
menurut Gagne (1984), adalah suatu proses di mana suatu organism berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut terdapat tiga
unsur pokok dalam belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku dan pengalaman.
Belajar
sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses
belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas
pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun
rohani sehingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah
dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor
(Nanang Hanafiah, 2010:23).
Aktivitas
belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses
belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget
menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat
sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).
Paul B.
Diedrich yang dikutip dalam Nanang hanafiah dan Cucu suhana (2010:24)
menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai
berikut:
1) Kegiatan-kegiatan visual (visual
activities), yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral
activities), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan
suatu kejadian mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
berwawancara diskusi dan interupsi
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening
activities), yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan
atau diskusi kelompok, atau mendengarkan radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis (writing
activities), yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan,
bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes serta
mengisi angket.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing
activities), yaitu menggambar, membuat grafik, diagram, peta dan pola.
6) Kegiatan-kegiatan motorik (motor
activities), yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan
berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mental (mental
activities), yaitu merenungkan mengingat, memecahkan masalah, menganalisa
faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional (emotional
activities), yaitu minat, membedakan, berani, tenang, merasa bosan dan
gugup.
Dengan
adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di
sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan-kegiatan tersebut dapat
tercipta di sekolah, pastilah sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak
membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
Sumber :
http://www.kajianpustaka.com/2014/06/pengertian-dan-jenis-aktivitas-belajar.html (diakses pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 14.49
Wita)
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers
B.
Kerangka Pikir
Kerangka pikir atau kerangka
pemecahan masalah dan gambaran pola pemecahannya melalui tahapan sebagai
berikut :
Keadaan
sekarang
|
Hasilan
|
1. Pembelajaran
sosiologi monoton.
2. Metode
ceramah yang konvensional.
3. Rendahnya
minat siswa terhadap embelajaran sosiologi.
4. Rendahnya
pemahaman siswa terhadap pembelajaran sosiologi.
|
1. Guru
mampu menerapkan pembelajaran dengan model PAIKEM.
2. Kualitas
pembelajaran sosiologi meningkat.
3. Keaktifan
siswa dalam memahami materi pembelajaran meningkat.
|
1. Penjelasan
pembelajaran stratifikasi sosial.
2. Pelatihan
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
3. Simulasi
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
|
Perlakuan
|
Evaluasi
Akhir
|
Evaluasi
Awal
|
Sumber
:
Kunandar. 2007. Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Pengetahuan Sosial melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SDN 01 Kali Baru Jakarta.
Jakarta : Contoh Laporan PTK.
C.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
kerangka pikir dan teori yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis
penelitian dirumuskan bahwa, “jika menerapkan
metode PAIKEM, maka aktivitas belajar siswa kelas XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi
Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu dapat meningkat.”
Sumber :
Hairil.
2011. Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan
Pecahan Melalui Diskusi Kelompok Kecil Murid Kelas Ivsd Neg. 111 Pasaran Kec.
Anggeraja Kab. Enrekang. Makassar : Contoh Proposal PTK
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Mawasir
Lamasi Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu.
Peneliti memilih lokasi ini atas pertimbangan bahwa lokasi ini merupakan tempat
yang strategis bagi peneliti karena sangat dekat dengan rumah peneliti, selain
dari itu lokasi ini juga merupakan lokasi yang telah ditunjuk peneliti untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran
baru 2017/2018, yaitu bulan Juli sampai dengan November 2017. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena ptk memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.
3. Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua
siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
mengikuti mata pelajaran sosiologi melalui pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
4. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
XI IPS MA Al-Mawasir Lamasi Kecamatan Lamasi
Kabupaten Luwu yang berjumlah dari 20 orang siswa, yang terdiri dari 7
laki-laki dan 13 putri.
Sumber
:
Kunandar. 2012. Langkah
Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
B.
Persiapan PTK
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat
berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam
PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK,
yaitu kompetensi dasar (KD) : (1) mendeskripsikan stratifikasi sosial; (2)
mengidentifikasi macam-macam criteria stratifikasi sosial dimasyarakat; (3)
mendeskripsikan berbagai macam pengaruh stratifikasi sosial dimasyarakat.
Selain itu juga akan dibuat
perangkat pembelajaran yang berupa (1) Lembar Kerja Siswa; (2) Lembar
pengamatan diskusi; (3) lembar evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun
daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.
Sumber
:
Kunandar.
2012. Langkah Mudah Peelitian Tindakan
Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
C.
Fokus Penelitian
Adapun
yang menjadi fokus dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
1.
Siswa: yaitu dengan mengamati aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran. Apakah pemahaman siswa tentang konsep stratifikasi
sosial dapat meningkat dengan menerapkan metode PAIKEM.
2.
Guru: yaitu kemampuan dan keterampilan
guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, apakah sesuai dengan
komponen-komponen utama metode PAIKEM.
3.
Proses pembelajaran: yaitu dengan
mengamati proses yang terjadi dalam pembelajaran, meliputi aktivitas guru,
siswa, dan interaksi dari berbagai unsur kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode PAIKEM.
Sumber
:
Hairil.
2011. Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan
Pecahan Melalui Diskusi Kelompok Kecil Murid Kelas Ivsd Neg. 111 Pasaran Kec.
Anggeraja Kab. Enrekang. Makassar : Contoh Proposal PTK.
D.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik
Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, hasil tes belajar, dan
dokumentasi. Teknik tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat
keaktifan implementasi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM).
b.
Observasi
: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam PBM dan
implementasi tipe PAIKEM.
c.
Tes
: Dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
d.
Diskusi
antar guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
2.
Alat
pengumpul data
Alat pengumpul data dalam PTK ini meliputi tes,
observasi, wawancara, kuesioner, dan diskusi sebagaimana berikut ini:
a.
Tes
: menggunakan butir soal/ instrumen soal untuk mengukur pemahaman siswa.
b.
Observasi
: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat oartisipasi dan keaktivan
siswa dalam proses pembelajaran sosiologi.
c.
Wawancara
: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan
teman sejawat tentang pembelajaran model PAIKEM.
d.
Kuesioner
: untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang
pembelajaran model PAIKEM.
e.
Diskusi
: menggunakan lembar hasil pengamatan.
Sumber :
Kunandar. 2012. Langkah
Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
E.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran.
1.
Hasil
belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.
Aktivitas
siswa: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar mata pelajaran sosiologi. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi
tinggi, sedang, dan rendah.
3.
Implementasi:
dengan menganalisis tingkat keberhasilan implementasi model PAIKEM kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
Sumber :
Kunandar. 2012. Langkah
Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
F.
Prosedur Penelitian
Siklus
1
Siklus pertama
dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
a. Tim peneliti melakukan analisis
kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
b. Membuat rencana pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c. Membuat lembar kerja siswa.
d. Membuat instrument yang digunakan
dalam situs PTK.
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan (Acting)
a. Membaca do’a hendak belajar.
b. Menggugah semangat siswa dengan
menyanyikan lagu nasional yang berhubungan dengan materi pelajaran.
c. Membagi siwa ke dalam delapan
kelompok.
d. Guru menyajikan materi pelajaran dan
mengaitkannya dengan dalil keIslaman dan menyarankan siswa untuk membaca dalil
tersebut.
e. Guru memberikan meteri diskusi
kepada tiap-tiap kelompok.
f. Salah satu kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya dengan cara bergantian tiap-tiap anggota kelompok.
g. Guru memberikan kuis yang terdapat
poin tambahan didalamnya untuk semua siswa.
h. Penguatan dan kesimpulan secara
bersama-sama.
i.
Melakukan
pengamatan atau observasi.
3. Pengamatan (observation)
a. Situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Keaktifan siswa.
c. Kemampuan siswa dalam diskusi
kelompok.
4. Refleksi (reflection)
Dalam
tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data dengan melakukan kategorisasi
dan penyimpulan data yang telah terkumpul dalam tahapan pengamatan. Dalam
tahapan refleksi, peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau
kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan dan pertimbangan untuk
perbaikan di siklus selanjutnya.
Siklus
II
Sepertti halnya siklus pertama,
siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.
1. Perencanaan (planning)
Tim
peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus
pertama.
2. Pelaksanaan (acting)
Guru
melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)
berdasarkan rencana pembelajaran hasil
refleksi pada siklus pertama.
3. Pengamatan (observation)
Tim
peneliti (guru dan kolabolator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
4. Refleksi (reflection)
Tim
peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis
untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dalam peningkatan aktivitas belajar
dalam pembelajaran sosiologi di Madrasah Aliyah.
Dalam prosedur penelitian, peneliti
juga membuat indikator keberhasilan dari apa yang mau ditingkatkan dalam
penelitian ini, yakni :
a. Hasil belajar siswa mencapai
criteria ketuntasan minimal (KKM)
b. Aktivitas siswa dalam mata pelajaran
sosiologi memiliki skor rata-rata 66 yang diperoleh dari hasil pengamatan dalam
proses belajar mengajar.
c. Efektivitas atau tingan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dikatakan berhasil
jika perolehan skor rata-rata 61 hasil pengamatan terhadap guru dalam
pembelajaran.
Sumber :
Kunandar.
2012. Langkah Mudah Peelitian Tindakan
Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
G.
Rencana Kerja
Peneliti
merencanakan penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan mulai dari bulan
Juli sampai dengan November 2017, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan ke
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
Penyusunan proposal
|
X
|
|
|
|
|
2.
|
Pelaksanaan siklus 1
|
|
X
|
|
|
|
3.
|
Pelaksanaan siklus 2
|
|
|
X
|
|
|
4.
|
Tabulasi dan analisis data
|
|
X
|
X
|
X
|
|
5.
|
Penyususnan laporan PTK
|
|
|
|
X
|
|
6.
|
Seminar hasil PTK
|
|
|
|
|
X
|
7.
|
Perbaikan laporan PTK
|
|
|
|
|
X
|
8.
|
Penjilidan
|
|
|
|
|
X
|
Sumber :
Kunandar. 2012. Langkah
Mudah Peelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar